Jakarta (ANTARA) - Toyota Motor Corp akan memangkas produksi sekitar 4.000 kendaraan pada bulan Juli di Jepang, setelah hujan lebat mengganggu pasokan suku cadang, meningkatkan kemungkinan untuk gagal memenuhi target global bulan tersebut.

Baca juga: Toyota hentikan pesanan Harrier karena keterlambatan produksi

Hujan lebat, terutama di prefektur asal Aichi di Jepang tengah, berdampak pada pengadaan suku cadang dan akan memaksa perusahaan menghentikan produksi total tiga lini di dua pabrik dalam negeri, kata Toyota dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters, Kamis.

Juru bicara Toyota mengatakan penghentian sementara kemungkinan akan mempersulit pencapaian target produksi global sekitar 800.000 kendaraan untuk bulan Juli.

Toyota telah berjuang untuk memenuhi tujuan produksi globalnya dalam beberapa bulan terakhir, dilanda kekurangan semikonduktor dan dampak penguncian terkait COVID-19 di China.

Pemberhentian terakhir dimulai dari shift malam pada hari Rabu di satu lini dan akan dimulai besok di dua lainnya dan akan berlangsung hingga Jumat, kata pembuat mobil.

Salah satunya adalah di pabrik Takaoka yang memproduksi kendaraan sport Harrier dan RAV4.

Dua lainnya berada di pabrik Toyota Industries Corporation yang juga memproduksi RAV4, termasuk versi hibrida plug-in.

Toyota baru-baru ini mengatakan berhenti menerima pesanan untuk model Harrier karena telah berjuang untuk memenuhi permintaan di tengah kekurangan semikonduktor.

Pembuat mobil berada di bawah pengawasan yang meningkat mengenai apakah perlu memangkas perkiraannya untuk menghasilkan rekor 9,7 juta kendaraan secara global pada tahun ini hingga Maret 2023.

Baca juga: Lima APM operasikan ekosistem EV di Bali, ini daftar mobil listriknya

Baca juga: Toyota ajak turis di kawasan Danau Toba coba mobil listrik

Baca juga: Pandemi terkendali, Sandiaga optimis target kunjungan wisman tercapai