Jakarta (ANTARA) - Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA) memuji perhatian besar dan keseriusan Indonesia dalam menjalankan program transisi energi dengan beralih dari pemanfaatan energi fosil ke energi terbarukan.

"Di Indonesia, kami melihat banyak perhatian terhadap transisi. Kami melihat bahwa secara politik ada perhatian yang besar," kata Direktur Jenderal IRENA Francesco La Camera dalam sebuah wawancara di sela kunjungan kerjanya di Jakarta, Rabu.

Francesco juga memuji tentang keputusan Indonesia yang menempatkan transisi energi menjadi sebagai salah satu topik utama pada agenda G20.

Ia mengaku tidak ragu untuk berkolaborasi dengan Indonesia dalam pengembangan energi terbarukan. Menurutnya, langkah yang dilakukan oleh Indonesia dalam forum G20 menunjukkan adanya rasa prioritas terhadap program transisi energi.

Dalam presidensi G20, Indonesia mengusung tiga isu prioritas terkait topik transisi energi. Pertama, memastikan akses masyarakat terhadap energi tetap terjamin, terjangkau, dan tersedia.

Kemudian, isu prioritas kedua terkait dengan pemanfaatan teknologi. Presidensi G20 akan membawa manfaat bagi Indonesia untuk mendorong transfer teknologi dari negara-negara maju untuk dibawa ke dalam negeri.

Selanjutnya, isu ketiga tentang pendanaan, di mana pemerintah Indonesia akan melakukan berbagai komunikasi bilateral untuk mendapatkan dukungan terkait sektor energi di G20.

Francesco mengungkapkan penurunan biaya energi terbarukan yang terjadi setidaknya dalam tiga tahun terakhir telah meningkatkan kapasitas terpasang pembangkit energi terbarukan global .

Pada akhir 2021, IRENA mencatat kapasitas pembangkit listrik berbasis energi terbarukan mencapai 3.064 gigawatt atau naik 9,1 persen setara 257 megawatt dari tahun sebelumnya.

Baca juga: IRENA sebut ada dua tantangan transisi energi di Indonesia

Baca juga: IRENA: Krisis Ukraina percepat transisi energi