Jakarta (ANTARA) - PT Bank Central Asia Tbk atau BCA membukukan laba bersih sebesar Rp18 triliun pada semester I 2022 atau naik 24,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

"Kenaikan laba bersih BCA didukung oleh berbagai pencapaian positif," kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dalam Paparan Kinerja Semester I 2022 yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu.

Pencapaian positif itu adalah peningkatan total kredit sebesar 13,8 persen (yoy), yang didukung oleh kenaikan berbagai aktivitas bisnis sejalan dengan pelonggaran pembatasan mobilitas.

Di sisi pendanaan, Jahja menyebutkan current account saving account (CASA) atau dana murah dari tabungan dan giro naik 17,3 persen (yoy) mencapai Rp817,8 triliun per Juni 2022, yang berkontribusi hingga 81 persen dari total dana pihak ketiga.

Pertumbuhan CASA menjadi penopang utama pencapaian dana pihak ketiga (DPK), yang untuk pertama kali menyentuh tonggak sejarah Rp1.000 triliun.

Per Juni 2022, total DPK tumbuh 12,9 persen (yoy) menjadi Rp1.011 triliun, sehingga turut mendorong total aset BCA naik 11,9 persen (yoy) menjadi Rp1.264,5 triliun.

Seiring dengan pertumbuhan likuiditas dan kredit, ia mengungkapkan BCA membukukan pertumbuhan positif pada pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) selama paruh pertama tahun ini2, yakni naik 5,3 persen (yoy) menjadi Rp29,8 triliun.

"Pendapatan selain bunga juga tumbuh 8,9 persen (yoy) menjadi Rp11,1 triliun, yang ditopang kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 15 persen (yoy)," ujarnya.

Secara total, ia melanjutkan, pendapatan operasional tercatat sebesar Rp40,9 triliun atau naik 6,3 persen (yoy).

Seiring dengan peningkatan kualitas aset, biaya provisi tercatat turun Rp2,8 triliun dibandingkan tahun lalu.

Baca juga: BCA dukung kebijakan suku bunga kredit di sektor perumahan
Baca juga: BCA bukukan laba bersih Rp8,1 triliun di triwulan I
Baca juga: Bank BCA bagikan dividen Rp17,87 triliun