Kemenag luncurkan buku moderasi beragama pada gelaran ICROM 2022
27 Juli 2022 16:13 WIB
Tangkapan layar - Buku moderasi beragama dalam perspektif Bimbingan Masyarakat Islam yang diluncurkan Kementerian Agama, Rabu (27/7/2022). ANTARA/Asep Firmansyah/Youtube-Kemenag
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama meluncurkan buku moderasi beragama pada gelaran International Conference on Religious Moderation (ICROM) 2022 yang dihelat di Hotel Mercure, Jakarta, Rabu.
"Bimas (bimbingan masyarakat) Islam telah menyusun, membahas, dan menerbitkan buku tentang Moderasi Beragama dari perspektif Islam," ujar Direktur Jenderal Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin.
Dalam peluncuran itu dihadiri penggagas moderasi beragama sekaligus Menteri Agama periode 2014-2019 Lukman Hakim Saifuddin, akademisi Emory University James B. Hoesterey, tim ahli pokja moderasi beragama Kemenag Alissa Wahid, serta Akademisi Bidang Studi Agama Hobart & William Smith College Shalahuddin Kafrawi.
Kamaruddin mengatakan buku tersebut diluncurkan untuk memperkuat konsep moderasi beragama dari perspektif Bimbingan Masyarakat Islam.
Buku itu akan menjadi bahan sosialisasi dan diskusi tentang konsep moderasi beragama yang dapat dielaborasi dan dijelaskan kepada masyarakat Muslim.
Baca juga: Mahfud sebut kerja sama antarumat beragama bangun Indonesia damai
Baca juga: ICROM 2022 ajang diskusi terbesar tentang moderasi beragama
Menurutnya, konsep moderasi beragama atau 'wasathiyyatul Islam', telah ada dan tertanam dalam sejarah Islam di masa lalu dan di banyak negara umat Islam.
"Apa yang kita lakukan sekarang dengan moderasi beragama adalah bentuk rekonseptualisasi untuk konteks Indonesia di era ini," kata dia.
Oleh karena itu, kata dia, pihak yang menolak atau salah paham tentang moderasi beragama, perlu membaca dan memahami lebih mendalam konsep moderasi beragama. Gelaran ICROM 2022 juga untuk memfasilitasi hal tersebut.
"ICROM 2022 merupakan forum untuk membahas dan mengumpulkan berbagai pemikiran dan pengalaman tentang masalah moderasi beragama. Konferensi ini dimulai dengan Call for Papers, seleksi, konferensi hari ini, dan penyusunan policy brief dari konferensi ini," katanya.
Baca juga: Generasi muda di Kalteng miliki peran penting dalam moderasi beragama
Baca juga: UIN Palu kenalkan moderasi beragama kepada mahasiswa non-Muslim
Baca juga: Kemenag sebut MTQH bantu wujudkan moderasi beragama di Kalteng
"Bimas (bimbingan masyarakat) Islam telah menyusun, membahas, dan menerbitkan buku tentang Moderasi Beragama dari perspektif Islam," ujar Direktur Jenderal Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin.
Dalam peluncuran itu dihadiri penggagas moderasi beragama sekaligus Menteri Agama periode 2014-2019 Lukman Hakim Saifuddin, akademisi Emory University James B. Hoesterey, tim ahli pokja moderasi beragama Kemenag Alissa Wahid, serta Akademisi Bidang Studi Agama Hobart & William Smith College Shalahuddin Kafrawi.
Kamaruddin mengatakan buku tersebut diluncurkan untuk memperkuat konsep moderasi beragama dari perspektif Bimbingan Masyarakat Islam.
Buku itu akan menjadi bahan sosialisasi dan diskusi tentang konsep moderasi beragama yang dapat dielaborasi dan dijelaskan kepada masyarakat Muslim.
Baca juga: Mahfud sebut kerja sama antarumat beragama bangun Indonesia damai
Baca juga: ICROM 2022 ajang diskusi terbesar tentang moderasi beragama
Menurutnya, konsep moderasi beragama atau 'wasathiyyatul Islam', telah ada dan tertanam dalam sejarah Islam di masa lalu dan di banyak negara umat Islam.
"Apa yang kita lakukan sekarang dengan moderasi beragama adalah bentuk rekonseptualisasi untuk konteks Indonesia di era ini," kata dia.
Oleh karena itu, kata dia, pihak yang menolak atau salah paham tentang moderasi beragama, perlu membaca dan memahami lebih mendalam konsep moderasi beragama. Gelaran ICROM 2022 juga untuk memfasilitasi hal tersebut.
"ICROM 2022 merupakan forum untuk membahas dan mengumpulkan berbagai pemikiran dan pengalaman tentang masalah moderasi beragama. Konferensi ini dimulai dengan Call for Papers, seleksi, konferensi hari ini, dan penyusunan policy brief dari konferensi ini," katanya.
Baca juga: Generasi muda di Kalteng miliki peran penting dalam moderasi beragama
Baca juga: UIN Palu kenalkan moderasi beragama kepada mahasiswa non-Muslim
Baca juga: Kemenag sebut MTQH bantu wujudkan moderasi beragama di Kalteng
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022
Tags: