LSF dan GPBSI kampanyekan Budaya Sensor Mandiri lebih masif
27 Juli 2022 12:57 WIB
Para pengurus dan anggota Lembaga Sensor Film (LSF) Indonesia dan Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) berfoto bersama usai jumpa pers di Jakarta, Rabu (27/7/2022). (ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira)
Jakarta (ANTARA) - Lembaga Sensor Film (LSF) menggandeng Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) untuk mengkampanyekan Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri lebih luas kepada masyarakat.
"LSG dan GPBSI sepakat agar kami lebih memperbanyak informasi serta akses informasi tentang klasifikasi usia dan Budaya Sensor Mandiri ini," kata Ketua LSF Rommy Fibri Hardiyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu.
Adapun Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri telah dicanangkan pada penghujung tahun lalu.
Upaya ini senada dengan Pasal 61 Undang-undang No. 33 Tahun 2009 tentang Perfilman, disebutkan bahwa LSF membantu masyarakat agar dapat memilah dan menikmati pertunjukan film yang bermutu serta memahami pengaruh film dan iklan film.
LSF pun telah mengundang akademisi, praktisi film, aktor, dan pemerintah; kolaborasi dengan perguruan tinggi dan pemerintah daerah; serta pembentukan Desa Sensor Mandiri untuk mensosialisasikan gerakan nasional tersebut.
Lebih lanjut, kerja sama dengan GPBSI ini juga diharapkan mampu menanamkan kesadaran sensor mandiri bagi masyarakat.
"Bioskop memiliki unsur edukasi, moral, dan sebagainya. Saya gembira karena LSF begitu peduli soal ini, dan ini adalah tantangan untuk kita semua," ujar Ketua GPBSI Djonny Syafruddin.
Pihak pengelola bioskop juga sudah melakukan berbagai cara untuk memberikan berbagai informasi terkait film dan penggolongan usia penonton melalui berbagai media.
Selain itu, LSF dan GPBSI berkomitmen untuk berkolaborasi demi meningkatkan literasi kepada penonton agar lebih bijak dalam memilah dan memilih tontonan.
Beberapa hal yang akan dilakukan adalah membuka akses seluas-luasnya pada masyarakat untuk mendapatkan informasi terkait film yang akan tayang melalui Panduan Film LSF yang dapat diakses di laman web dan media sosial resmi LSF, serta di beberapa gedung bioskop.
Selain itu, LSF juga berrencana menempatkan media publikasi dan informasi di beberapa gedung bioskop sebagai sumber informasi dan edukasi Budaya Sensor Mandiri.
Baca juga: GPBSI tunggu kebijakan pemerintah untuk operasikan bioskop di Jakarta
Baca juga: Persiapan GPBSI sambut rencana pembukaan bioskop 14 September 2021
Baca juga: GPBSI: Aturan kapasitas maksimal bioskop 25 persen sangat memberatkan
"LSG dan GPBSI sepakat agar kami lebih memperbanyak informasi serta akses informasi tentang klasifikasi usia dan Budaya Sensor Mandiri ini," kata Ketua LSF Rommy Fibri Hardiyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu.
Adapun Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri telah dicanangkan pada penghujung tahun lalu.
Upaya ini senada dengan Pasal 61 Undang-undang No. 33 Tahun 2009 tentang Perfilman, disebutkan bahwa LSF membantu masyarakat agar dapat memilah dan menikmati pertunjukan film yang bermutu serta memahami pengaruh film dan iklan film.
LSF pun telah mengundang akademisi, praktisi film, aktor, dan pemerintah; kolaborasi dengan perguruan tinggi dan pemerintah daerah; serta pembentukan Desa Sensor Mandiri untuk mensosialisasikan gerakan nasional tersebut.
Lebih lanjut, kerja sama dengan GPBSI ini juga diharapkan mampu menanamkan kesadaran sensor mandiri bagi masyarakat.
"Bioskop memiliki unsur edukasi, moral, dan sebagainya. Saya gembira karena LSF begitu peduli soal ini, dan ini adalah tantangan untuk kita semua," ujar Ketua GPBSI Djonny Syafruddin.
Pihak pengelola bioskop juga sudah melakukan berbagai cara untuk memberikan berbagai informasi terkait film dan penggolongan usia penonton melalui berbagai media.
Selain itu, LSF dan GPBSI berkomitmen untuk berkolaborasi demi meningkatkan literasi kepada penonton agar lebih bijak dalam memilah dan memilih tontonan.
Beberapa hal yang akan dilakukan adalah membuka akses seluas-luasnya pada masyarakat untuk mendapatkan informasi terkait film yang akan tayang melalui Panduan Film LSF yang dapat diakses di laman web dan media sosial resmi LSF, serta di beberapa gedung bioskop.
Selain itu, LSF juga berrencana menempatkan media publikasi dan informasi di beberapa gedung bioskop sebagai sumber informasi dan edukasi Budaya Sensor Mandiri.
Baca juga: GPBSI tunggu kebijakan pemerintah untuk operasikan bioskop di Jakarta
Baca juga: Persiapan GPBSI sambut rencana pembukaan bioskop 14 September 2021
Baca juga: GPBSI: Aturan kapasitas maksimal bioskop 25 persen sangat memberatkan
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022
Tags: