Bogor (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Bogor, Jawa Barat, meluncurkan rencana aksi pengembangan sistem informasi kesehatan dengan 10 fitur utama yang terintegrasi dalam satu layar disebut "Bogor Smart Health" untuk mendukung visi misi daerah tersebut menjadi "smart city". Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno saat sambutan peluncuran di Gedung Paseban Sri Baduga, Balai Kota Bogor, Selasa, mengatakan rencana pengembangan sistem informasi Bogor Smart Health akan membantu menyelesaikan sejumlah masalah dalam pengelolaan informasi kesehatan.
Retno menyampaikan sejauh ini Dinas Kesehatan Kota Bogor telah melaksanakan pelayanan kesehatan cerdas menggunakan 39 aplikasi kerja dari pemerintah pusat, Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kota Bogor.
Kemudian berbagai platfoarm media sosial, website sebagai media informasi kesehatan, telemedicine sebagai layanan pendaftaran daring di beberapa Puskesmas dan penerapan digitalisasi pembayaran retribusi di BLUD Puskesmas dan laboratorium kesehatan daerah (labkesda), dengan menggunakan QRIS bekerja sama dengan BJB Kota Bogor.
Baca juga: BNI, APKASI, Kadin percepat implementasi kota pintar dan digitalisasi Namun demikian, kata Retno, semua sistem informasi layanan tersebut masih menghadapi sedikitnya empat masalah yakni mengenai integrasi data, kendala error aplikasi, dana dan sumber daya manusia yang mengelolanya.
Pelaksanaan pertama rancangan sistem informasi kesehatan tersebut, Dinkes Kota Bogor mendapat bantuan dari Bank BJB Kota Bogor sebesar Rp150 juta.
Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan kehadiran sistem informasi kesehatan akan menjadikan integrasi data layanan masyarakat mudah diakses dan digunakan.
Dalam sistem itu akan ada padu padan data kependudukan dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bogor dan instansi lain.
"Ya Dinkes saja sudah ada 39 aplikasi, belum di instansi lain. Kalau diintegrasikan lebih baik," katanya.