Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) Lim Jock Hoi mengatakan digitalisasi merupakan salah satu prinsip utama bagi kerangka pemulihan secara komprehensif di kawasan ASEAN.

"Jadi, salah satu prinsip utama bagi kerangka pemulihan komprehensif ASEAN adalah digitalisasi," kata dia dalam Konferensi Pers Dialog Pemuda ASEAN ke-1 yang dipantau ANTARA secara daring, Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan digitalisasi merupakan sarana penting bagi masyarakat, terutama selama pandemi COVID-19.

Digitalisasi, ujarnya, memudahkan para guru untuk melakukan pembelajaran jarak jauh selama pandemi serta memudahkan para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk memasarkan produk-produk mereka.

Ia mengingatkan bahwa digitalisasi berperan penting bagi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di masa mendatang, yang menuntut para pemuda untuk menguasai teknologi di tengah era revolusi industri 4.0.

Lim Jock Hoi menyebutkan bahwa pada 2025 nilai produk domestik bruto (PDB) di ASEAN diperkirakan akan mencapai sekitar 400 miliar dolar Amerika (sekitar Rp5,99 kuadriliun).

Namun demikian, ia mengatakan masih banyak kesenjangan di antara masyarakat yang tinggal di daerah perdesaan dengan mereka yang tinggal di daerah perkotaan.

"Untuk menjembatani kesenjangan itu, kita perlu menyediakan akses teknologi digital bagi masyarakat," katanya.

Ia menilai bahwa sejumlah pemerintahan dan juga organisasi regional seperti ASEAN memiliki tanggung jawab untuk mengupayakan solusi guna mempersempit kesenjangan dalam pembangunan.

Pemerintah, katanya mengingatkan, perlu menyediakan akses teknologi digital bagi masyarakat sehingga setiap orang mendapatkan manfaat ekonomi dari penggunaan teknologi tersebut.

"Sehingga setiap masyarakat di ASEAN dapat merasakan manfaat dari teknologi digital yang selama ini kita andalkan untuk masa depan pekerjaan serta masa depan perdagangan kita," demikian katanya.

Lim Jock Hoi mengatakan bahwa selama Dialog Pemuda ASEAN ke-1, dia mendapatkan banyak rekomendasi atas berbagai isu dari kaum muda, terutama terkait perubahan iklim.

"Kami akan menganggap itu sebagai bagian dari kerja sama kami, dan juga sebagai masukan bagi program kerja kami di masa mendatang," katanya.


Baca juga: Airlangga paparkan 5 strategi ACRF untuk integrasikan ekonomi ASEAN

Baca juga: Penerimaan orang Indonesia soal digitalisasi tertinggi ASEAN


Menciptakan desa digital, desa masa depan Indonesia (Segmen 1)