Ia beranggapan masyarakat yang masih mempertimbangkan tokoh militer sebagai presiden karena dianggap sebagai pemimpin yang tegas dan berani.
Baca juga: Survei SPP sebut elektabilitas Prabowo unggul dari sembilan nama lain
Namun, katanya, sebagai calon presiden harus mempunyai racikan modal elektoral yang menjanjikan dan harus bisa mempertahankan tren keterpilihan yang positif.Baca juga: Survei SPP sebut elektabilitas Prabowo unggul dari sembilan nama lain
"Nanti bisa dilihat dari trennya apakah stagnan, apakah positif. Selain itu dilihat dari tingkat popularitas, tingkat ketenaran, tingkat kepantasan maupun tingkat keterpilihan. Rumusnya sebagian orang yang kenal, sebagian orang kenal memilih ada juga yg tidak memilih, itu kan racikan elektoral rumusnya seperti itu," ucap Pangi.
CEO dan Founder Voxpol Center Research and Consulting ini juga mengatakan narasi pemikiran dari kalangan militer yang mencalonkan diri menjadi presiden harus cocok dengan kebutuhan masyarakat ke depan, karena tantangannya akan semakin berat dan rumit.
Baca juga: Pengamat mengingatkan Panglima TNI terkait pencalonan bakal capres
"Itu sejauh mana kompetensi dan kapasitas narasi pikiran apa yang mereka ingin lakukan, apakah mereka cocok seusai kebutuhan masyarakat Indonesia ke depan. Karena tantangannya dan problematika ke depan tentu lebih berat dan persoalan tentu lebih complicated," jelasnya.Baca juga: Pengamat mengingatkan Panglima TNI terkait pencalonan bakal capres
Pangi mengingatkan bila ada calon presiden dari kalangan anggota TNI yang masih aktif, ia menyarankan untuk mundur sebelum masuk ke dalam politik praktis.
"Menurut saya TNI harus kembali ke tujuan awal, tidak bisa masuk ke dalam politik praktis (saat masih aktif). Kalau mereka ingin jadi calon presiden, harus mundur jadi tentara aktif kecuali mereka sudah pensiun," tutupnya.
Baca juga: Elektabilitas Prabowo unggul di survei Skala Survei Indonesia
Baca juga: Elektabilitas Prabowo unggul di survei Skala Survei Indonesia