Jakarta (ANTARA News) - Penyelenggaraan pemberian penghargaan Anugerah Musik Indonesia (AMI) akan menjadi besar, profesional dan memiliki kredibilitas tinggi, jika semua pihak termasuk musisi, artis dan kalangan industri musik berpartisipasi, kata Ketua Umum Yayasan Anugerah Musik Indonesi (YAMI) yang baru, Tantowi Yahya. "Saya melihat masih banyak pihak yang bisanya mengritik tetapi tidak memberikan kontribusi bagi kemajuan AMI," kata Tantowi Yahya seusai menerima jabatan Ketua umum YAMI dari Titiek Puspa di Jakarta, kemarin. Menurut Tantowi, AMI adalah satu-satunya alat perekat bagi musisi, artis dan industriwan bidang musik, dan yang sampai sekarang masih konsisten dalam menyelenggarakan kegiatannya. Sehubungan itu, katanya, pengurus baru di bawah kepemimpinannya akan melakukan sejumlah pembenahan, khususnya penetapan kategori penghargaan yang dapat memuaskan sebanyak-banyaknya pihak berkepentingan. "Memang, sejak diselenggarakan sembilan tahun lalu, saya melihat masalah besar ada pada kategori penghargaan. Ada yang salah tempat. Ada juga yang belum mendapatkan tempat. Meskipun begitu, kita harus mengakui AMI adalah satu-satunya yang bertahan dan konsisten setiap tahun memberikan penghargaan," katanya. Titiek Puspa membenarkan apa yang diungkapkan Tantowi, dengan mengakui bahwa selama tiga tahun kepemimpinannya memang masih ada kekurangan. "Saya ini sudah tua, tapi syukurlah selama saya memimpin AMI tidak pernah mandeg, meskipun belum sempurna seperti diharapkan semua pihak," katanya. Tantowi lebih jauh mengatakan dirinya cukup prihatin jika membanding "gengsi" AMI dengan Planet Music Awards di Singapura. "Dulu, Singapura mengirimkan beberapa orang wakilnya untuk datang ke Indonesia dan belajar dari AMI tentang penyelenggaraan pemberian anugerah bidang musik. Tetapi sekarang kredibilitas Planet Music Awards jauh berada di atas kita," tandasnya. "Karena itu, saya mengajak semua pihak bekerjasama untuk memberikan masukan yang baik. Kalau tidak, saya kira AMI semakin lama akan semakin hancur," tambahnya. Yayasan AMI didirikan oleh badan pendiri yang terdiri dari ASIRI (asosiasi industri rekaman Indonesia), KCI (Karya Cipta Indonesia) dan PAPPRI (Persatuan Artis, Pencipta lagu dan Penata musik Rekaman Indonesia).(*)