Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati menyatakan bahwa 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) merupakan suatu masa penting bagi anak yang kini sedang diperjuangkan oleh Pemerintah Indonesia untuk membentuk generasi unggul.

“Seribu HPK ini merupakan fondasi penting bagi kehidupan manusia di masa depan. Inilah yang sedang diperjuangkan oleh BKKBN, oleh kita kalau rapat di Komisi IX, tidak pernah keluar dari koridor ini,” kata Kurniasih dalam Webinar Promosi dan KIE Pengasuhan 1000 HPK Seri III yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.

Kurniasih menjelaskan bahwa 1.000 HPK dihitung sejak 270 hari selama kehamilan ditambah dengan 730 hari sejak anak dilahirkan sampai berusia dua tahun.

Masa yang disebut golden period itu tidak akan pernah bisa terulang, sehingga membutuhkan pendampingan serta perhatian seksama dari seluruh pihak. Pemerintah berusaha keras memanfaatkan waktu tersebut, sebagai upaya mencetak generasi-generasi yang unggul.

Menurut Kurniasih, selain menghadapi masalah kekerdilan pada anak (stunting), 1.000 HPK juga difokuskan untuk menghadapi tantangan bonus demografi. Sehingga perhatian terhadap 1.000 HPK, tidak bisa hanya diberikan kepada daerah-daerah prioritas yang memiliki banyak anak stunting.

Baca juga: BKKBN: Target penurunan prevalensi stunting sesuai RPJMN 2020-2024

Perhatian harus diberikan secara merata pada semua daerah, bahkan daerah perkotaan seperti DKI Jakarta yang angka stuntingnya masih 16 persen.

“Pencegahan stunting pada anak saat ini di DKI Jakarta, kita juga harus waspada. Angka stuntingnya masih di 16 persen. Kita ingin turunkan di bawah 14 persen, mari berkolaborasi kita selamatkan generasi bangsa,” ujar Kurniasih.

Dirinya mengakui, memang masih banyak tantangan yDirinyaus dihadapi di lapangan seperti lebih tertariknya masyarakat kepada makanan luar negeri untuk memenuhi gizi anak, dibandingkan dengan memanfaatkan hasil pangan bergizi yang tersedia saat ini.

“Ini suatu bukti bahwa globalisasi sudah mampu menggeser (nilai-nilai) kita. Tapi kita harus pastikan jangan sampai menggeser anak-anak untuk menjadi pemimpin bangsa yang hebat, yang sehat akan jasmani rohaninya. Kita dampingi tumbuh kembangnya,” kata dia.

DPR RI sendiri, kata Kurniasih, sedang mendiskusikan secara rinci Rancangan Undang-Undang Kesejahteraan Ibu dan Anak (RUU KIA), sebagai bentuk hadirnya negara dalam memberikan perhatian agar terbentuk hubungan (bounding) yang erat dan kuat antara ibu dan anak. Dengan tujuan penduduk Indonesia hidup dengan sehat dan punya daya saing tinggi saat menghadapi persaingan global.

Baca juga: HAN 2022 waktu optimalkan tumbuh kembang anak

Kurniasih menekankan pihaknya akan terus memperkuat sinergi dan kolaborasi bersama kementerian/lembaga terkait, supaya target penurunan prevalensi stunting 14 persen pada tahun 2024 segera tercapai dan memenuhi standar yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) yakni di bawah 20 persen.

Ia berharap bangsa Indonesia bisa saling bekerja sama dalam memenuhi hak anak untuk tumbuh dan berkembang dengan sehat juga sejahtera.

“Kita siap membantu BKKBN berkolaborasi demi masa depan Indonesia Emas. Kita jaga dari stunting dan mudah-mudahan akan semakin banyak masyarakat yang bisa terlibat dan juga bisa membantu kita semua dalam berkolaborasi untuk melakukan pencegahan stunting,” ucap dia.

Baca juga: BKKBN: SDM dan pengetahuan keluarga tantangan turunkan stunting