Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Kesehatan Aceh (Dinkes) Aceh menyatakan semua jamaah haji asal provinsi paling barat Indonesia itu akan menjalani pemeriksaan usap (swab) antigen COVID-19 setiba di Tanah Air.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Aceh Iman Murahman, Senin, mengatakan ada 20 orang petugas dari Dinkes dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Banda Aceh yang disiapkan untuk pemeriksaan usap para jamaah.

"Jadi setiba di asrama haji, saat jamaah turun dari bus, petugas langsung melakukan pemeriksaan swab antigen," kata Iman Murahman di Banda Aceh.

Pemulangan jamaah haji asal Aceh dimulai dengan kelompok terbang (kloter) pertama yang tiba pada Selasa (26/4) besok sekitar pukul 19.30 WIB, melalui Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang, Aceh Besar.

Baca juga: Jamaah haji asal Aceh meninggal dunia di Mekkah

Baca juga: Jamaah haji asal Aceh Barat meninggal dunia di Tanah Suci


Jamaah yang tiba dalam kloter pertama tersebut sebanyak 391 orang, dari total jamaah dan petugas haji asal Aceh yang akan pulang pada musim haji tahun ini sebanyak 2.019 orang.

Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Aceh Iqbal mengatakan semua jamaah haji kloter pertama itu dalam kondisi sehat, dan siap untuk proses pemulangan.

“Untuk sementara laporannya semua dalam keadaan sehat, tidak ada yang dirawat. Ada sebagian hanya batuk dan pilek biasa,” kata Iqbal.

Petugas UPT Asrama Haji Debarkasi Aceh, termasuk Dinkes Aceh dan KKP Banda Aceh telah menyiapkan segala perlengkapan untuk pemeriksaan kesehatan bagi jamaah saat tiba di asrama.

PPIH tidak menerapkan kebijakan karantina bagi jamaah yang baru tiba, namun hanya melakukan tes usap antigen, sebagai langkah antisipasi penyebaran COVID-19.

Menurut dia, setelah acara pelepasan jamaah di asrama haji, para jamaah diizinkan langsung kembali ke daerah masing-masing.

“Swab antigen di ruang aula Jeddah, juga disiapkan ruang kesehatan yang dipantau KKP Banda Aceh,” katanya.

Di samping itu, KKP Banda Aceh juga menyiapkan 10 unit ambulan, yang mulai siaga sejak di Bandara SIM Aceh Besar, sebagai antisipasi apabila ada jamaah yang perlu dirujuk ke rumah sakit.

Saat ini, kata Iqbal, berdasarkan laporan dari petugas di Arab Saudi, hanya dua jamaah haji asal Aceh yang harus mendapatkan perawatan medis karena sakit. Selebihnya jamaah sudah bersama ke kloter masing-masing.

Dua jamaah tersebut berasal dari kloter lima, yakni Sri Mulyani binti Basri asal Aceh Besar, yang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah.

“Hari ini dilihat perkembangannya, kalau sudah stabil dan membaik mungkin hari ini (Sri Mulyani) sudah bisa kembali ke kloter,” katanya.

Kemudian, Bartia binti Mutajam asal Simeulue. Pada Senin dini hari, jamaah ini dirujuk ke KKHI Madinah, namun pukul 06.30 waktu setempat, harus dirujuk lagi ke Rumah Sakit King Fahad Arab Saudi untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik.

“Saat ini beliau dirawat di Rumah Sakit King Fahad,” katanya.

Hingga kini, sudah empat orang jamaah haji Aceh yang dilaporkan meninggal dunia di Tanah Suci pada musim haji tahun ini, yakni asal Pidie Jaya dua orang, dan masing-masing satu orang asal Aceh Barat dan Aceh Barat Daya.*

Baca juga: Satu peserta ibadah haji asal Pidie Jaya meninggal dunia

Baca juga: Anggota DPR sebut biaya haji lebih murah jika berangkat dari Aceh