Konjen: Kunjungan Jokowi ke China pelopori kerja sama Selatan-Selatan
25 Juli 2022 17:47 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Ibu Iriana Joko Widodo bertolak menuju Beijing, China, Senin (25-7-2022), untuk memulai rangkaian kunjungan luar negeri ke tiga negara Asia Timur, yakni China, Jepang, dan Korea Selatan. (ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden/Lukas.)
Denpasar (ANTARA) - Konsul Jenderal (Konjen) China di Denpasar, Bali, Zhu Xinglong menilai kunjungan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) ke China pada 25–26 Juli 2022 diharapkan dapat menjadi pelopor penguatan hubungan kerja sama Selatan-Selatan.
Pasalnya, Jokowi merupakan kepala negara pertama yang mengunjungi China dan bertemu Presiden China Xi Jinping setelah Olimpiade Musim Dingin Beijing pada Februari 2022.
“Ini membuktikan pentingnya hubungan China dan Indonesia,” kata Zhu dalam transkrip wawancara yang disiarkan Konsulat Jenderal China di Denpasar, Senin.
Baca juga: Presiden Jokowi bertolak kunjungan kerja ke China, Jepang, dan Korsel
Ia berharap kerja sama erat Indonesia dan China dapat diikuti negara-negara berkembang lainnya terutama di Asia.
“Kami berharap kerja sama kedua negara akan menjadi percontohan bagi negara-negara berkembang untuk menjalin hubungan yang saling menguntungkan dan maju berkembang bersama, dan lebih lanjut lagi, menjadi pelopor kerja sama Selatan-Selatan,” kata dia.
Ia mengatakan di bawah kepemimpinan Presiden Xi dan Presiden Jokowi, hubungan Indonesia dan China berkembang pesat, utamanya dalam kerangka “belt and road”.
Baca juga: Pengamat: Kunjungan Jokowi ke China cerminkan netralitas ASEAN
“Dalam kerja sama pembangunan bersama 'belt and road' telah membuahkan hasil yang nyata dengan membawa kesejahteraan bagi masyarakat kedua negara, serta ikut menyumbang kemakmuran dan stabilitas kawasan dan global,” kata Konsul Jenderal China.
Ia mencontohkan kemitraan yang lahir dalam kerangka "belt and road" antara lain proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung.
“Hingga saat ini, lebih dari 91 persen pekerjaan sipil di jalur kereta cepat Jakarta-Bandung telah rampung, dan total 13 terowongan telah selesai. Proyek utama lain seperti kerja sama Koridor Ekonomi Komprehensif Regional, Dua Negara, dan Taman Kembar telah meningkatkan kerja sama dan kemakmuran kedua negara,” kata dia.
Baca juga: MFA catat Jokowi presiden pertama kunjungi China sejak awal Februari
Sementara itu, kerja sama dagang dua negara juga naik signifikan, kata Zhu.
“Pada 2021, nilai perdagangan bilateral melebihi angka 100 miliar dolar AS untuk pertama kalinya. China menjadi mitra dagang terbesar Indonesia selama 9 tahun berturut-turut dan tujuan ekspor terbesar bagi Indonesia selama 6 tahun berturut-turut. Selain itu, China salah satu investor utama di Indonesia,” kata dia.
Oleh karena itu, Konsul Jenderal China di Denpasar yakin pertemuan Presiden Jokowi dan Presiden Xi bakal semakin meneguhkan hubungan dua negara.
“Kami yakin dapat lebih memperdalam rasa saling percaya yang strategis dan kerja sama pragmatis antara kedua belah pihak melalui kunjungan Presiden Jokowi,” kata Zhu.
Pasalnya, Jokowi merupakan kepala negara pertama yang mengunjungi China dan bertemu Presiden China Xi Jinping setelah Olimpiade Musim Dingin Beijing pada Februari 2022.
“Ini membuktikan pentingnya hubungan China dan Indonesia,” kata Zhu dalam transkrip wawancara yang disiarkan Konsulat Jenderal China di Denpasar, Senin.
Baca juga: Presiden Jokowi bertolak kunjungan kerja ke China, Jepang, dan Korsel
Ia berharap kerja sama erat Indonesia dan China dapat diikuti negara-negara berkembang lainnya terutama di Asia.
“Kami berharap kerja sama kedua negara akan menjadi percontohan bagi negara-negara berkembang untuk menjalin hubungan yang saling menguntungkan dan maju berkembang bersama, dan lebih lanjut lagi, menjadi pelopor kerja sama Selatan-Selatan,” kata dia.
Ia mengatakan di bawah kepemimpinan Presiden Xi dan Presiden Jokowi, hubungan Indonesia dan China berkembang pesat, utamanya dalam kerangka “belt and road”.
Baca juga: Pengamat: Kunjungan Jokowi ke China cerminkan netralitas ASEAN
“Dalam kerja sama pembangunan bersama 'belt and road' telah membuahkan hasil yang nyata dengan membawa kesejahteraan bagi masyarakat kedua negara, serta ikut menyumbang kemakmuran dan stabilitas kawasan dan global,” kata Konsul Jenderal China.
Ia mencontohkan kemitraan yang lahir dalam kerangka "belt and road" antara lain proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung.
“Hingga saat ini, lebih dari 91 persen pekerjaan sipil di jalur kereta cepat Jakarta-Bandung telah rampung, dan total 13 terowongan telah selesai. Proyek utama lain seperti kerja sama Koridor Ekonomi Komprehensif Regional, Dua Negara, dan Taman Kembar telah meningkatkan kerja sama dan kemakmuran kedua negara,” kata dia.
Baca juga: MFA catat Jokowi presiden pertama kunjungi China sejak awal Februari
Sementara itu, kerja sama dagang dua negara juga naik signifikan, kata Zhu.
“Pada 2021, nilai perdagangan bilateral melebihi angka 100 miliar dolar AS untuk pertama kalinya. China menjadi mitra dagang terbesar Indonesia selama 9 tahun berturut-turut dan tujuan ekspor terbesar bagi Indonesia selama 6 tahun berturut-turut. Selain itu, China salah satu investor utama di Indonesia,” kata dia.
Oleh karena itu, Konsul Jenderal China di Denpasar yakin pertemuan Presiden Jokowi dan Presiden Xi bakal semakin meneguhkan hubungan dua negara.
“Kami yakin dapat lebih memperdalam rasa saling percaya yang strategis dan kerja sama pragmatis antara kedua belah pihak melalui kunjungan Presiden Jokowi,” kata Zhu.
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: