Kemendes dorong pemanfaatan crab ball naikkan produksi kepiting bakau
25 Juli 2022 16:40 WIB
Tangkapan layar materi Kepala Badan Pengembangan Informasi Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Kemendes PDTT Ivanovich Agusta dalam webinar di Jakarta, Senin (25/7/2022). (ANTARA/ Zubi Mahrofi)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi mendorong tenaga pendamping desa serta pegiat desa di wilayah pesisir untuk memanfaatkan teknologi tepat guna crab ball dalam rangka meningkatkan produksi kepiting bakau.
"Kepiting bakau salah satu jenis komoditas yang potensial. Ada lebih dari 10.000 desa yang memiliki pesisir pantai di seluruh wilayah Indonesia dari total 74.961 desa," ujar Kepala Badan Pengembangan Informasi Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Kemendes PDTT Ivanovich Agusta dalam webinar yang diikuti di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan Indonesia memiliki sumber daya yang baik sehingga perlu dikembangkan agar dapat memajukan desa.
Ia mengharapkan Dana Desa dapat mendorong munculnya inovasi-inovasi baru di desa-desa sehingga turut mendukung ketahanan pangan nasional.
Baca juga: Kemendes bantu ribuan kepiting bakau Parigi Moutong
Sesuai dengan Peraturan Mendes PDTT Nomor 7 Tahun 2021, Dana Desa untuk kegiatan tertentu melalui BUMDes mencapai Rp547 miliar, sedangkan khusus untuk usaha ekonomi produktif, terutama yang berkaitan dengan pangan, Rp5,7 triliun.
"Dana Desa itu relatif tinggi dan itu sangat berguna untuk peluang desa melakukan inovasi-inovasi," tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Ivanovich juga mengatakan memanfaatkan teknologi tepat guna crab ball untuk meningkatkan produksi kepiting bakau tidak hanya berdampak positif bagi ekonomi desa, tetapi juga dapat menunjang keberlanjutan lingkungan sehingga turut membantu desa untuk mencapai salah satu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) Desa.
"Itu akan mendorong juga SDGs Desa terutama yang berkaitan dengan lingkungan dan pesisir dan laut," tuturnya.
Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Siswantoyo menilai budi daya kepiting bakau perlu terus dikembangkan karena ada banyak kandungan gizi.
"Kepiting memiliki protein cukup tinggi, di sisi lain kandungan kalsium juga tinggi, ini menjadi daya dukung yang perlu diinovasi," tuturnya.
Baca juga: Babel kembangkan budi daya kepiting bakau skala industri
Baca juga: KKP lepasliarkan kepiting bakau hasil sitaan di Banyuwangi
"Kepiting bakau salah satu jenis komoditas yang potensial. Ada lebih dari 10.000 desa yang memiliki pesisir pantai di seluruh wilayah Indonesia dari total 74.961 desa," ujar Kepala Badan Pengembangan Informasi Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Kemendes PDTT Ivanovich Agusta dalam webinar yang diikuti di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan Indonesia memiliki sumber daya yang baik sehingga perlu dikembangkan agar dapat memajukan desa.
Ia mengharapkan Dana Desa dapat mendorong munculnya inovasi-inovasi baru di desa-desa sehingga turut mendukung ketahanan pangan nasional.
Baca juga: Kemendes bantu ribuan kepiting bakau Parigi Moutong
Sesuai dengan Peraturan Mendes PDTT Nomor 7 Tahun 2021, Dana Desa untuk kegiatan tertentu melalui BUMDes mencapai Rp547 miliar, sedangkan khusus untuk usaha ekonomi produktif, terutama yang berkaitan dengan pangan, Rp5,7 triliun.
"Dana Desa itu relatif tinggi dan itu sangat berguna untuk peluang desa melakukan inovasi-inovasi," tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Ivanovich juga mengatakan memanfaatkan teknologi tepat guna crab ball untuk meningkatkan produksi kepiting bakau tidak hanya berdampak positif bagi ekonomi desa, tetapi juga dapat menunjang keberlanjutan lingkungan sehingga turut membantu desa untuk mencapai salah satu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) Desa.
"Itu akan mendorong juga SDGs Desa terutama yang berkaitan dengan lingkungan dan pesisir dan laut," tuturnya.
Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Siswantoyo menilai budi daya kepiting bakau perlu terus dikembangkan karena ada banyak kandungan gizi.
"Kepiting memiliki protein cukup tinggi, di sisi lain kandungan kalsium juga tinggi, ini menjadi daya dukung yang perlu diinovasi," tuturnya.
Baca juga: Babel kembangkan budi daya kepiting bakau skala industri
Baca juga: KKP lepasliarkan kepiting bakau hasil sitaan di Banyuwangi
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022
Tags: