Kyiv (ANTARA) - Presiden Ukraina Zelenskyy mengatakan serangan rudal Rusia di Odesa adalah "barbarisme" terang-terangan yang menunjukkan Moskow tidak dapat dipercaya untuk menerapkan kesepakatan baru yang penting untuk membuka blokir ekspor biji-bijian dari pelabuhan Laut Hitam.

Seorang menteri pemerintah Ukraina mengatakan persiapan terus berlanjut untuk memulai kembali pengiriman.

Diplomasi, ekonomi

* PBB, Uni Eropa, Amerika Serikat, Inggris, Jerman dan Italia mengutuk serangan tersebut. Menteri pertahanan Turki mengatakan para pejabat Rusia telah memberi tahu Ankara bahwa Moskow "tidak ada hubungannya" dengan serangan ke Odesa.

* Delegasi senior Kongres AS, termasuk utusan Adam Smith, ketua Komite Angkatan Bersenjata DPR, bertemu Zelenskyy di Kiev dan berjanji untuk mencoba memastikan dukungan berkelanjutan dalam perang.

* Uni Eropa sedang mencari pasokan gas tambahan dari Nigeria saat blok mempersiapkan potensi pengurangan pasokan Rusia, kata seorang pejabat energi Komisi Eropa.

Baca juga: AS jajaki kemungkinan kirim jet tempur ke Ukraina

Pertempuran

* Kementerian pertahanan Ukraina mendesak warga di dalam dan sekitar kota Enerhoder selatan yang diduduki Rusia, rumah bagi pembangkit listrik tenaga nuklir, untuk mengungkapkan di mana pasukan Moskow tinggal dan siapa di antara penduduk yang bekerja sama dengan pejabat Rusia.

* Pasukan Ukraina secara bertahap bergerak ke wilayah Kherson timur, yang diambil alih oleh Rusia pada awal perang, kata Zelenskyy. Pihak berwenang yang ditempatkan di Rusia mengatakan sebuah jembatan di dalam telah terkena roket HIMARS yang dipasok Barat tetapi jembatan itu masih berfungsi, kantor berita Rusia TASS melaporkan.

Reuters tidak dapat segera memverifikasi laporan tersebut dari medan perang.

Kutipan

"Rudal Rusia adalah ludah Vladimir Putin di hadapan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan Presiden Turki Recep Erdogan, yang berusaha keras untuk mencapai kesepakatan dan kepada siapa Ukraina berterima kasih," kata juru bicara kementerian luar negeri Ukraina Oleg Nikolenko.

Sumber: Reuters

Baca juga: HIMARS mungkin mengubah pendulum perang di Ukraina
Baca juga: CNN: Dua warga AS tewas di Donbas Ukraina