Jakarta (ANTARA) - Direktur Bina Kualitas Pelayanan KB Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Martin Suanta mengatakan bidan punya peran penting saat mendampingi keluarga dalam menurunkan angka stunting (kekerdilan) di Indonesia.

"Peran bidan dalam percepatan penurunan stunting dapat dimulai dari proses pencegahan melalui pendekatan dan pendampingan keluarga," kata Martin dalam peluncuran program Bidan Inspiratif Untuk Negeri, Jakarta, Sabtu.

BKKBN mengapresiasi program Bidan Inspiratif Untuk Negeri (BIUN), yang tahun ini diselenggarakan pemerintah dan swasta. Ini adalah gabungan dari dua program dengan kesamaan benang merah yang sebelumnya diadakan di NTB, NTT, Aceh, Sulawesi Selatan, Banten, Sumatera Selatan, Sulawesi Tenggara dan Papua.

Tahun ini, program akan diselenggarakan di empat provinsi lain dari target 12 Provinsi Sasaran Program Penurunan Stunting. Program ini diharapkan bisa menyentuh masyarakat secara langsung terutama di wilayah terpencil dengan permasalahan kesehatan ibu dan anak yang cukup tinggi.

Baca juga: BKKBN minta TPPS buat laporan evaluasi secara periodik

"Saya apresiasi sekali Bidan Inspiratif Untuk Negeri, ini luar biasa," kata Martin.

Mencegah kekerdilan dari hulu dimulai dengan memastikan setiap calon pengantin atau pasangan usia subur dalam kondisi ideal untuk menikah dan hamil. Dalam mengatasi kekerdilan, BKKBN punya Tim Pendamping Keluarga yang salah satunya adalah bidan.

Tim tersebut bertugas mendampingi calon pengantin, termasuk memeriksa kesehatan sebelum menikah yang datanya akan dimasukkan ke aplikasi Elektronik Siap Nikah Siap Hamil atau Elsimil.

Calon pengantin atau pasangan usia subur juga mendapat bimbingan perkawinan dengan materi pencegahan kekerdilan. Salah satu fokus saat pendampingan adalah meningkatkan pemenuhan gizi calon pengantin atau pasangan usia subur untuk mencegah energi kronis dan anemia, salah satu risiko yang bisa melahirkan bayi stunting.

Mencegah kekerdilan penting dalam mewujudkan sumber daya manusia unggul untuk Indonesia di masa mendatang. Kekerdilan tak hanya berakibat pada perkembangan fisik yang terhambat, tetapi juga perkembangan otak yang tak maksimal sehingga mengganggu produktivitas serta kreativitas generasi mendatang.

Program Bidan Inspiratif Untuk Negeri, hasil kolaborasi BKKBN, Kimia Farma dan Yayasan Dompet Dhuafa, diharapkan bisa membuat Indonesia mendapatkan bonus demografi generasi emas pada 2045, kata Ketua Dewan Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa Rahmad Riyadi.

Sementara itu, Direktur Sumber Daya Manusia PT Kimia Farma TBK Dharma Syahputra mengatakan program ini menonjolkan tugas dari bidan yang berdampak langsung terhadap pelayanan kesehatan masyarakat.

"Bila bidan dibantu diberikan tempat dan ruang, lalu diapresiasi untuk melakukan inovasi pelayanan dan promosi kesehatan bisa dilakukan lebih baik, harapannya ini bisa membantu masyarakat," kata Dharma.

Baca juga: BKKBN mutakhirkan data PK21 percepat hapus kemiskinan ekstrem

Baca juga: BKKBN: HAN 2022 perkuat sinergi pemerintah selesaikan masalah gizi

Baca juga: BKKBN jangkau daerah terpencil bangun digitalisasi cegah stunting