Denpasar (ANTARA) - Para kartunis dari Pulau Dewata yang tergabung dalam wadah Bali Cartoonist Association (Balica) berharap bisa mendapatkan ruang untuk berpameran dalam ajang Presidensi G20 Indonesia pada November 2022.

"Kami tetap memegang idealisme sebagai kartunis, namun kita juga harus luwes menghadapi kondisi," kata Ketua Balica Ida Bagus Martinaya saat menyampaikan aspirasi dalam reses Anggota DPD Made Mangku Pastika di Denpasar, Jumat.

Menurut Martinaya, jika dulu para kartunis bisa berbangga karyanya dimuat di koran, namun kini zamannya sudah berubah setelah media cetak menjadi tidak begitu dilirik oleh publik.

Dalam dialog santai yang berlangsung hingga hampir dua jam itu mengemuka kondisi para kartunis yang sebelumnya cukup menjanjikan, tetapi kemudian terseok-terseok ketika pandemi COVID-19 melanda. "Namun, kami masih bisa tetap bertahan," ucap pria yang biasa disapa Gus Martin itu.

Oleh karena itu, pihaknya mengharapkan bisa ikut berpartisipasi dalam ajang Presidensi G20 ataupun kegiatan pariwisata lainnya lewat pameran.

Baca juga: Koreografer muda pelajari Tari Kecak dalam program Temu Seni Tari

Menurut Gus Martin, kartun tak saja menjadi media menyampaikan kritik, namun sekaligus dengan gambarnya yang lucu juga membuat yang melihatnya menjadi tersenyum.

Sebagai kartunis, karya yang dibuat tak harus serupa 100 persen dengan objek yang dilukis, melainkan mirip dan yang melihat bisa memahami objek yang dijadikan kartun.

"Cara saya berkarya selalu memuji, saya selalu bilang hebat. Walaupun ia seorang koruptor pun dikatakan hebat, bisa korupsi itu kan hebat," kata pria yang juga jurnalis itu.

Sementara itu, Kadek "Jango" Pramartha mengatakan saat ini ada kartunis jurnalis dan ada yang sketsa wajah. Berkat kartun, ia pun sebelumnya berkesempatan beberapa kali ke luar negeri sekalian mempromosikan pariwisata Bali lewat kartun.

Bahkan, melalui majalah kartun Bogbog yang dibuat, ia pada 2003 mendapat penghargaan MURI. Mantan Presiden Persatuan Kartunis Indonesia (Pakarti) Bali itu mengharapkan keterlibatan kartunis di ajang Presidensi G20.

Baca juga: Hewan rentan PMK dan produk segarnya dilarang keluar masuk Bali

Sementara itu, Ketua Nawa Cita Pariwisata Indonesia Bali Agus Maha Usadha mengingatkan para kartunis terkait pentingnya kaderisasi, kolaborasi dan saling berbagi.

Kemudian Diyan Pramudya yang kerap menjembatani kegiatan yang melibatkan para kartunis dari berbagai daerah itu berharap para kartunis Bali bisa memiliki badan hukum yang jelas. "Misalnya dalam bentuk yayasan, sehingga ketika ada kerja sama bisnis akan menjadi lebih mudah," katanya.

Sementara itu, Anggota DPD Made Mangku Pastika mengatakan siap mendukung aktivitas para kartunis di Bali. Ia pun optimistis dengan masa depan para kartunis.

Baca juga: Sandiaga prediksi persiapan KTT di Bali selesai pada Oktober 2022

"Oleh karena itu, manajemennya harus dikelola dengan benar. Kita pun juga harus melihat seni tidak semata-mata seni, melainkan sebagai komoditas dan disambungkan dengan sektor pariwisata," ucap mantan Gubernur Bali dua periode itu.

Pastika pun melihat seringkali para kartunis masih ada kelemahan di sisi pemasaran. Dengan demikian, perlu dirigen yang mampu mengorkestrasi sehingga menjadi kekuatan yang menjual.

Seniman Bali, khususnya kartunis, bagi Pastika memiliki potensi yang hebat dan sangat kreatif. "Mereka bukan hanya sebagai kartunis juga kritikus serta pengamat sosial dan bisa melawak bikin orang senang dan ketawa," ujarnya.

Ia pun mengajak para kartunis agar realistis dalam setiap berkarya. "Jadi, idealis boleh, tetapi realistis harus," kata mantan Gubernur Bali dua periode itu.

Baca juga: PLN pamerkan program konversi kompor listrik dalam KTT G20 di Bali