Luhut sebut Arab Saudi tidak mau "kehilangan" Indonesia
22 Juli 2022 19:33 WIB
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bersama Ketum PBNU dan delegasi saat bertemu dengan dan Putera Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS). ANTARA/Instagram@luhut.pandjaitan/am.
Banjarmasin (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bahwa Arab Saudi tidak ingin kehilangan Indonesia sebagai mitra dan ingin berinvestasi lebih banyak di Tanah Air.
Luhut di Banjarmasin, Jumat, mengatakan bahwa Putera Mahkota Arab Saudi Mohammed Bin Salman menyampaikan bahwa Arab Saudi mau berinvestasi besar-besaran di Indonesia.
Pernyataan tersebut disampaikan kepada Menko Marves saat kunjungan kerja ke Arab Saudi dua bulan lalu. Luhut sendiri telah bertemu sebanyak dua kali dengan Putera Mahkota Arab Saudi dalam empat bulan terakhir.
"Dia bilang, Jenderal Luhut, satu yang saya minta. Dia bilang sama menteri-menterinya, pokoknya saya tidak mau kehilangan Indonesia seperti kita kehilangan Tiongkok tahun 80. Kami mau investasi besar di Indonesia," kata Luhut.
Menko Marves menyebutkan bahwa Arab Saudi ingin berinvestasi di berbagai sektor yang sedang dikembangkan oleh Indonesia.
"Anda bikin apa saja saya ikut. Pokoknya saya mau masuk di Ibu Kota, saya masuk di mangrove, saya masuk di high tech, saya masuk di data center, dan seterusnya," kata Luhut menirukan ucapan Mohammed Bin Salman.
Menko Marves menyebutkan bahwa hal tersebut belum pernah terjadi sebelumnya. Dia juga mengatakan bahwa hubungan Indonesia dengan Arab Saudi kini sangat baik hingga memberikan kuota haji tambahan untuk Indonesia.
Menurut Luhut, hal itu dilakukan oleh Arab Saudi dikarenakan negara Timur Tengah tersebut melihat Indonesia sebagai suatu negara yang sedang tumbuh dan menjadi tempat investasi yang menjanjikan.
Luhut menyebut bahwa Indonesia adalah negara yang terlalu besar untuk memihak suatu negara lain. Dia menilai bahwa Indonesia bisa menjadi negara yang mandiri dengan sumber daya yang dimilikinya.
Menurutnya, kerja sama dengan negara manapun bisa dilakukan selagi itu memberikan keuntungan bagi masyarakat Indonesia.
Baca juga: Mendag: IUAE-CEPA upaya RI tingkatkan ekspor ke Timur Tengah
Baca juga: Menaker: Pengiriman PMI ke Malaysia dan Arab Saudi dalam pembahasan
Luhut di Banjarmasin, Jumat, mengatakan bahwa Putera Mahkota Arab Saudi Mohammed Bin Salman menyampaikan bahwa Arab Saudi mau berinvestasi besar-besaran di Indonesia.
Pernyataan tersebut disampaikan kepada Menko Marves saat kunjungan kerja ke Arab Saudi dua bulan lalu. Luhut sendiri telah bertemu sebanyak dua kali dengan Putera Mahkota Arab Saudi dalam empat bulan terakhir.
"Dia bilang, Jenderal Luhut, satu yang saya minta. Dia bilang sama menteri-menterinya, pokoknya saya tidak mau kehilangan Indonesia seperti kita kehilangan Tiongkok tahun 80. Kami mau investasi besar di Indonesia," kata Luhut.
Menko Marves menyebutkan bahwa Arab Saudi ingin berinvestasi di berbagai sektor yang sedang dikembangkan oleh Indonesia.
"Anda bikin apa saja saya ikut. Pokoknya saya mau masuk di Ibu Kota, saya masuk di mangrove, saya masuk di high tech, saya masuk di data center, dan seterusnya," kata Luhut menirukan ucapan Mohammed Bin Salman.
Menko Marves menyebutkan bahwa hal tersebut belum pernah terjadi sebelumnya. Dia juga mengatakan bahwa hubungan Indonesia dengan Arab Saudi kini sangat baik hingga memberikan kuota haji tambahan untuk Indonesia.
Menurut Luhut, hal itu dilakukan oleh Arab Saudi dikarenakan negara Timur Tengah tersebut melihat Indonesia sebagai suatu negara yang sedang tumbuh dan menjadi tempat investasi yang menjanjikan.
Luhut menyebut bahwa Indonesia adalah negara yang terlalu besar untuk memihak suatu negara lain. Dia menilai bahwa Indonesia bisa menjadi negara yang mandiri dengan sumber daya yang dimilikinya.
Menurutnya, kerja sama dengan negara manapun bisa dilakukan selagi itu memberikan keuntungan bagi masyarakat Indonesia.
Baca juga: Mendag: IUAE-CEPA upaya RI tingkatkan ekspor ke Timur Tengah
Baca juga: Menaker: Pengiriman PMI ke Malaysia dan Arab Saudi dalam pembahasan
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: