BRIN dan Universitas Dr Soetomo kerja sama pemetaan foto udara
22 Juli 2022 19:22 WIB
Logo baru Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang diluncurkan pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-26, pada Selasa (10/8/2021). (ANTARA/HO-Humas BRIN/am)
Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Universitas Dr Soetomo menjalin kerja sama pemetaan foto udara menggunakan wahana pesawat udara tanpa awak (unmanned aerial vehicle) dan perangkat Sistem Satelit Navigasi Global (GNSS).
“Saya berharap PKS ini tidak berakhir di atas selembar kertas. Berbagai skema dan fasilitas yang sudah disediakan di BRIN silahkan dimanfaatkan untuk kemajuan kedua belah pihak. Dengan kerja sama ini akan muncul kolaborasi yang lebih nyata,” kata Kepala Organisasi Riset Kebumian dan Maritim (ORKM) BRIN Ocky Karna Radjasa dalam keterangan yang diakses ANTARA di laman resmi BRIN di Jakarta, Jumat.
Kerja sama itu diwujudkan melalui penandatangan kerja sama antara Pusat Riset Geospasial (PRG) ORKM BRIN dan Fakultas Teknik Universitas Dr Soetomo.
Pesawat tanpa awak atau drone yang sudah diintegrasikan dengan antena GNSS teliti, dapat dimodifikasikan dan digunakan untuk mendapatkan foto udara teliti.
Baca juga: BRIN lakukan modifikasi cuaca untuk tingkatkan curah hujan di Riau
Baca juga: BRIN: G20 dorong peningkatan akses dan pemberdayaan perempuan
Ke depan, kedua pihak akan melakukan uji terbang drone dengan mengintegrasikan antara trigger (pemicu) kamera dengan antena Global Navigation Satellite System (GNSS).
Mengutip jurnal Partisipasi Indonesia dalam Pembahasan Sistem Satelit Navigasi Glibal dalam Sidang UNCOPUOS, GNSS merupakan suatu sistem satelit yang terdiri dari konstelasi satelit yang menyediakan informasi waktu dan lokasi, memancarkan macam-macam sinyal dalam berbagai frekuensi secara terus-menerus, yang tersedia di semua lokasi di atas permukaan bumi.
GNSS memiliki peran penting dalam bidang navigasi. GNSS yang ada saat ini adalah Global Positioning System (GPS) milik Amerika Serikat, Global Navigation Satellite System (Glonass) milik Rusia, Galileo milik Uni Eropa, dan Compass/Beidou milik China.
Ocky berharap kedua pihak dapat memanfaatkan kesempatan kerja sama tersebut demi kemajuan riset dan inovasi serta meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Sementara Wakil Rektor IV Bidang Humas dan Kerjasama Universitas Dr Soetomo Nur Saidah berharap melalui kerja sama tersebut, penelitian akan semakin maju dengan dukungan pemanfaatan fasilitas riset yang dimiliki BRIN.
“Kami juga masih mempunyai keterbatasan perantara fasilitas laboratorium, sehingga menyiasati kerja sama industri. Mudah-mudahan dengan hasil kerja sama ini kami bisa mendapatkan bantuan,” tuturnya.*
Baca juga: BRIN tingkatkan penelitian biodiversitas dengan CyroEM
Baca juga: Menteri: Kolaborasi global dan investasi sains kunci hadapi pandemi
“Saya berharap PKS ini tidak berakhir di atas selembar kertas. Berbagai skema dan fasilitas yang sudah disediakan di BRIN silahkan dimanfaatkan untuk kemajuan kedua belah pihak. Dengan kerja sama ini akan muncul kolaborasi yang lebih nyata,” kata Kepala Organisasi Riset Kebumian dan Maritim (ORKM) BRIN Ocky Karna Radjasa dalam keterangan yang diakses ANTARA di laman resmi BRIN di Jakarta, Jumat.
Kerja sama itu diwujudkan melalui penandatangan kerja sama antara Pusat Riset Geospasial (PRG) ORKM BRIN dan Fakultas Teknik Universitas Dr Soetomo.
Pesawat tanpa awak atau drone yang sudah diintegrasikan dengan antena GNSS teliti, dapat dimodifikasikan dan digunakan untuk mendapatkan foto udara teliti.
Baca juga: BRIN lakukan modifikasi cuaca untuk tingkatkan curah hujan di Riau
Baca juga: BRIN: G20 dorong peningkatan akses dan pemberdayaan perempuan
Ke depan, kedua pihak akan melakukan uji terbang drone dengan mengintegrasikan antara trigger (pemicu) kamera dengan antena Global Navigation Satellite System (GNSS).
Mengutip jurnal Partisipasi Indonesia dalam Pembahasan Sistem Satelit Navigasi Glibal dalam Sidang UNCOPUOS, GNSS merupakan suatu sistem satelit yang terdiri dari konstelasi satelit yang menyediakan informasi waktu dan lokasi, memancarkan macam-macam sinyal dalam berbagai frekuensi secara terus-menerus, yang tersedia di semua lokasi di atas permukaan bumi.
GNSS memiliki peran penting dalam bidang navigasi. GNSS yang ada saat ini adalah Global Positioning System (GPS) milik Amerika Serikat, Global Navigation Satellite System (Glonass) milik Rusia, Galileo milik Uni Eropa, dan Compass/Beidou milik China.
Ocky berharap kedua pihak dapat memanfaatkan kesempatan kerja sama tersebut demi kemajuan riset dan inovasi serta meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Sementara Wakil Rektor IV Bidang Humas dan Kerjasama Universitas Dr Soetomo Nur Saidah berharap melalui kerja sama tersebut, penelitian akan semakin maju dengan dukungan pemanfaatan fasilitas riset yang dimiliki BRIN.
“Kami juga masih mempunyai keterbatasan perantara fasilitas laboratorium, sehingga menyiasati kerja sama industri. Mudah-mudahan dengan hasil kerja sama ini kami bisa mendapatkan bantuan,” tuturnya.*
Baca juga: BRIN tingkatkan penelitian biodiversitas dengan CyroEM
Baca juga: Menteri: Kolaborasi global dan investasi sains kunci hadapi pandemi
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022
Tags: