Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengatakan G20 dapat berperan penting untuk mendorong peningkatan akses dan pemberdayaan perempuan sehingga perempuan bisa berkontribusi lebih dalam pembangunan.

“Peran G20 dalam pemberdayaan perempuan, khususnya di negara-negara G20, bukan sekadar bagaimana membuka akses dan menjamin persamaan hak bagi para perempuan,” kata Handoko saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.

Handoko menuturkan peran G20 justru lebih mendorong terciptanya lingkungan yang lebih ramah bagi para perempuan untuk dapat berkarir dan berkontribusi dalam pembangunan secara profesional.

Baca juga: BRIN: Tingkatkan profesionalisme perempuan di bidang pemerintahan

Ia mengatakan perempuan memiliki peranan yang sangat penting di era modern saat ini. Perempuan tidak hanya diharapkan berkarir di lingkungan domestik atau profesi tradisional lainnya, tetapi sudah merambah ke berbagai sektor dan profesi lain.

“Hal ini bukan sekadar karena adanya persamaan hak dan akses tanpa diskriminasi gender, tetapi juga karena adanya kebutuhan riil dengan semakin terdiversifikasinya berbagai profesi di masyarakat,” tuturnya.

Baca juga: BRIN dorong periset perempuan terus berinovasi dan ciptakan penemuan

Menurut dia, banyak profesi baru bermunculan yang memang lebih sesuai untuk perempuan, bahkan pelaku usaha di sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) saat ini semakin didominasi oleh perempuan dari berbagai kalangan.

“Para perempuan pengusaha ini malah memunculkan berbagai kreativitas produk unggulan baru yang tidak terpikirkan sebelumnya,” ujarnya.

Baca juga: BRIN: Tingkatkan partisipasi perempuan bagi kemajuan sains dan inovasi

Oleh karena itu, pemberdayaan perempuan mendapatkan perhatian dari G20 dalam rangka meningkatkan peran dan kontribusi perempuan dalam membawa kemajuan dan perubahan dalam pembangunan bangsa.