Kominfo ajak masyarakat cepat beradaptasi dan kuasai teknologi digital
21 Juli 2022 22:51 WIB
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G.Plate dalam acara DEWG Presidensi G20 ketiga di Labuan Bajo. (ANTARA/HO/Kementerian Kominfo)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengajak masyarakat agar cepat beradaptasi dengan perkembangan dunia digital yang begitu cepat, khususnya di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
Menkominfo kemudian mengambil filosofi fauna endemik komodo yang memiliki resiliensi atau kemampuan untuk bertahan dan beradaptasi dengan berbagai kondisi alam dan zaman.
“(Komodo) bisa mengajari kita banyak hal tentang kekuatan, ketahanan, atau apa yang saya sebut sebagai kemampuan bertahan hidup adaptif. Bagi saya, Labuan Bajo lebih dari sekadar tempat indah di Indonesia. Tempat ini bersama penduduknya, endemik komodo yang menyerupai naga dan banyak warisan budayanya,” kata Johnny G. Plate di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, dalam siaran pers pada Kamis.
Menkominfo menyatakan semangat adaptasi dan bertahan hidup yang ditunjukkan komodo lebih dibutuhkan di era digital yang menuntut kecepatan dan kepandaian dalam mengikuti perkembangan teknologi.
“Di sini saya dapat mengatakan bahwa semangat seperti itu dibutuhkan juga di era digital saat ini," tandasnya.
Dalam kisah Flores Barat dan sejarah komodo, kemampuan beradaptasi dan bertahan hidup membutuhkan banyak waktu dan usaha. Oleh karena itu, Johnny menilai kolaborasi menjadi satu-satunya cara untuk bertahan menghadapi tantangan digital.
“Saya bertanya kepada kita semua malam ini, bisakah kita bekerja secara individu? Pelan tapi pasti dan masih bertahan dari disrupsi digital? Saya yakin, secara individu kita hanya bisa berharap untuk dapat mengatasi waktu tapi tidak mampu beradaptasi," kata dia.
"Karena arus digitalisasi terlalu cepat sehingga kita mengalami banyak proses evolusi. Kolaborasi adalah satu-satunya cara bertahan hidup, bersama-sama kita mengkatalisasi proses adaptasi sambil berpegangan tangan,” ajaknya.
Untuk itu ia berharap Pertemuan Kelompok Kerja Ekonomi Digital ketiga dan yang akan datang dapat menuai hasil maksimal, yakni memajukan adaptasi digital ke dalam kehidupan masyarakat.
Menkominfo kemudian mengambil filosofi fauna endemik komodo yang memiliki resiliensi atau kemampuan untuk bertahan dan beradaptasi dengan berbagai kondisi alam dan zaman.
“(Komodo) bisa mengajari kita banyak hal tentang kekuatan, ketahanan, atau apa yang saya sebut sebagai kemampuan bertahan hidup adaptif. Bagi saya, Labuan Bajo lebih dari sekadar tempat indah di Indonesia. Tempat ini bersama penduduknya, endemik komodo yang menyerupai naga dan banyak warisan budayanya,” kata Johnny G. Plate di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, dalam siaran pers pada Kamis.
Menkominfo menyatakan semangat adaptasi dan bertahan hidup yang ditunjukkan komodo lebih dibutuhkan di era digital yang menuntut kecepatan dan kepandaian dalam mengikuti perkembangan teknologi.
“Di sini saya dapat mengatakan bahwa semangat seperti itu dibutuhkan juga di era digital saat ini," tandasnya.
Dalam kisah Flores Barat dan sejarah komodo, kemampuan beradaptasi dan bertahan hidup membutuhkan banyak waktu dan usaha. Oleh karena itu, Johnny menilai kolaborasi menjadi satu-satunya cara untuk bertahan menghadapi tantangan digital.
“Saya bertanya kepada kita semua malam ini, bisakah kita bekerja secara individu? Pelan tapi pasti dan masih bertahan dari disrupsi digital? Saya yakin, secara individu kita hanya bisa berharap untuk dapat mengatasi waktu tapi tidak mampu beradaptasi," kata dia.
"Karena arus digitalisasi terlalu cepat sehingga kita mengalami banyak proses evolusi. Kolaborasi adalah satu-satunya cara bertahan hidup, bersama-sama kita mengkatalisasi proses adaptasi sambil berpegangan tangan,” ajaknya.
Untuk itu ia berharap Pertemuan Kelompok Kerja Ekonomi Digital ketiga dan yang akan datang dapat menuai hasil maksimal, yakni memajukan adaptasi digital ke dalam kehidupan masyarakat.
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022
Tags: