Tangerang (ANTARA) - Eka Hospital Serpong Tangerang Banten menyediakan layanan ablasi kateter menggunakan cryo ablation technology dengan energi dingin untuk memutus sinyal listrik yang kacau menjadi normal dalam pengobatan gangguan irama jantung atau aritmia

Cryo Ablation Atrial Fibrilasi umumnya dianggap sebagai pengobatan yang aman dan efektif setelah obat antiaritmia. Tindakan ini termasuk invasif minimal, artinya tidak perlu membuka dada atau membuat sayatan besar.

"Risiko komplikasinya pun sangat kecil, namun pasien tetap harus berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter terkait prosedur yang tepat untuk penangangan masalah jantung. Tentunya kita ingin memberikan layanan terbaik untuk masyarakat," kata Dr.dr.Muhammad Yamin, selaku Chairman MY Cardia Eka Hospital di Tangerang Kamis.

Muhammad Yamin yang merupakan mantan Dokter Kepresidenan Republik Indonesia menambahkan aritmia terdiri dari beberapa jenis mulai dari yang ringan sampai yang dapat menyebabkan stroke atau kematian mendadak.

Atrial Fibrillasi (AF) adalah salah satu contoh aritmia yang menyita perhatian para pekerja kesehatan. Kelainan irama terjadi akibat kekacauan listrik di serambi kiri sehingga darah tidak dapat dipompa dengan lancar ke bilik kiri. Keadaan ini akan memicu pembentukan bekuan darah yang dapat memicu stroke fatal.

Akibat buruk lain adalah terjadinya gagal jantung adalah penurunan kualitas hidup dan kematian. Pasien dengan irama AF memiliki risiko stroke lima kali lebih tinggi dibanding dengan pasien irama normal.

Faktor risiko terjadinya AF adalah usia lanjut, darah tinggi, kencing manis, kegemukan, merokok, dan malas bergerak. Sedangkan faktor penyebab lainnya disebabkan penyakit jantung katub, penyakit kalenjar tiroid dan bahkan pada beberapa keadaan tidak jelas penyebabnya. "Diperkirakan terdapat tiga juta pasien AF di Indonesia saat ini," katanya.

Ia menuturkan, gejala yang paling sering dirasakan pasien adalah berdebar, sesak nafas saat aktivitas, lelah, dan seringnya pasien diketahui setelah mengalami stroke. Stroke akibat AF biasanya fatal dengan kecacatan yang berat.
Baca juga: Eka hospital kenalkan meja operasi robotic pertama di Indonesia
Baca juga: Eka Hospital kenalkan teknologi baru tangani diabetes tanpa amputasi


Penanganan AF dapat dilakukan dengan obat-obatan untuk mencegah stroke, mengendalikan laju irama, atau mengembalikan irama normal. Bila obat-obatan gagal, maka cara lain untuk menangani AF dengan melalui tindakan ablasi kateter yang menggunakan teknologi pemetaan tiga dimensi atau 3D mapping system.

Teknologi ini sangat baik namun tetap memiliki kekurangan seperti waktu tindakan panjang sekitar empat jam. Semakin lama waktu tindakan maka akan meningkatkan risiko komplikasi dan paparan radiasi baik terhadap pasien maupun tenaga medis. "Maka itu Eka Hospital menyediakan cryo ablation technology," katanya.

Dikatakannya cryo ablation technology merupakan bagian dari unit layanan jantung dan pembuluh darah atau unit kardiovaskuler bernama "MY Cardia" merupakan satu satunya institusi swasta pertama di Indonesia yang memberikan pelayanan Cryo Ablation di Indonesia.

Selain gangguan irama, MY Cardia juga melakukan prosedur pemasangan Alat Elektronik Kardiak Implant seperti pacu jantung, Implantable Cardioverter Defibrillator (ICD) yang berguna untuk pencegahan kematian jantung mendadak, Cardiac Resynchronization Therapy (CRT/CRT-D) untuk penanganan gagal jantung dengan pompa lemah, dan Implantable Loop Recorder (ILR) sebuah alat rekam untuk mendeteksi gangguan irama dalam jangka panjang sampai dengan tiga tahun.

Cakupan layanan unggulan lainnya seperti pemasangan ring/ stent jantung kualitas tinggi (High Quality Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty/PTCA), penutupan defek/ bocor jantung dengan alat, dan operasi katub, kelainan jantung bawaan, dan bedah pintas koroner.

"Dari sisi diagnostic, MY Cardia juga melakukan pemeriksaan canggih Multislice Computerized Tomography/ MSCT jantung dan pembuluh darah juga MRI Jantung untuk mendukung pengelolaan holistik kasus-kasus yang kompleks," ujarnya.

drg. Rina Setiawati selaku Chief Operating Officer (COO) Eka Hospital Grup menambahkan dii Indonesia tidak banyak dokter spesialis jantung yang juga merupakan konsultan aritmia.

Bahkan jumlahnya hanya berkisar 42 dokter di seluruh Indonesia. Di Eka Hospital terdapat lima dokter spesialis jantung yang juga merupakan konsultan aritmia.

"Eka Hospital juga sudah melakukan lebih dari 100 tindakan ablasi jantung setiap tahunnya. Tindakan tersebut bisa dilakukan di seluruh cabang Eka Hospital," katanya.
Baca juga: Ahli: Alat pacu jantung mampu bertahan 15 tahun di dalam tubuh manusia
Baca juga: Eka hospital hadirkan robot navigasi pertama obati skoliosis