Budi menjelaskan pembangunan infrastruktur MRMP itu bertujuan untuk membantu petani dan menyederhanakan alur proses pengolahan beras yang terpusat dalam fasilitas pengolahan gabah hasil panen berbasis teknologi modern yang terdiri dari mesin pengering, unit penggilingan padi sebagai mesin konversi gabah menjadi beras dengan dilengkapi teknologi penyortir warna.
MRMP berfungsi untuk menurunkan susut pascapanen, meningkatkan kuantitas serapan gabah, dan meningkatkan hasil panen gabah.
Saat ini, lokasi MRMP terletak di Kendal dan Sragen di Jawa Tengah; Bojonegoro, Magetan, Jember, dan Banyuwangi di Jawa Timur; Subang dan Karawang di Jawa Barat; Bandar Lampung di Lampung; Sumbawa di Nusa Tenggara Barat.
Sementara itu, tiga tambahan MRMP yang akan dibangun selanjutnya terletak di Dompu, Nusa Tenggara Barat dan dua unit lainnya di Sulawesi Selatan yang akan memasuki studi kelayakan.
"Satu unit MRMP Bulog seperti yang di Kendal ini dilengkapi dengan mesin pengering berkapasitas 120 ton per hari, RMU berkapasitas enam ton per jam, dan tiga unit silo berkapasitas simpan 2.000 ton," jelasnya.
Progres investasi proyek MRMP di Kendal, Sragen dan Subang telah 100 persen rampung dan siap digunakan untuk kegiatan operasi infrastruktur pengolahan untuk manufaktur perberasan di Bulog.
Sementara itu, MRMP Kendal sendiri sudah mulai beroperasi sejak awal Juli 2022 lalu.
Baca juga: NFA minta Bulog optimalkan serapan gabah petani Rp4.200 per kg
Baca juga: Ekonom sarankan pemerintah distribusikan minyak goreng lewat Bulog
Baca juga: Perum Bulog hadirkan pusat penjualan beras di Banyumas