Dalam jumpa pers yang dilakukan Koordinator University Network for Disaster Risk Reduction (UN4DRR) IPB University Prof Widiatmaka di Kampuns IPB Baranangsiang, Kamis, menyampaikan konsorsium ini strategis untuk dapat mengumpulkan masukan secara ilmiah berbasis teknologi dari hasil penelitian universitas antarnegara anggota kepada pemerintah masing-masing.
Prof Widiatmaka menyebutkan sembilan universitas konsorsium itu terdiri atas Vrije Universiteit Brussels dari Belgia, Universitat Politecnica de Valencia dari Spanyol, University of Nicosia dari Siprus, University of Zagreb dari Kroasia, Maldives National University dari Maldives, University Paradeniya dari Sri Lanka; University Colombo dari Sri Lanka, IPB University, Indonesia, dan Universitas Syiah Kuala, Indonesia.
Lembaga-lembaga pendidikan tinggi itu mendapatkan pendanaan dari program pertukaran mahasiswa di Uni Eropa bernama Erasmus.
Baca juga: Unsyiah Siapkan Konsorsium Kebencanaan di Indonesia
Baca juga: ULM hadiri pertemuan konsorsium tentang kebencanaan di Inggris
Pada simposium atau pertemuan yang dibuka oleh Rektor IPB Arif Satria pada Kamis dihadiri Deputi Kepala BNPB Dr Raditya Jati, Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) Prof Aris Marfai, Rektor Universitas Syah Kuala Prof. Marwan dan Lead Consorsium UN4DRR, Prof Jonathan Chan.
Negara-negara yang terpilih memberikan perwakilan universitas-nya, terbagi dua kategori. Pertama negara dengan mitigasi bencana dan penangan bencana yang sudah baik karena dapat meminimalisasi risiko yakni Belgia, Kroasia, Spanyol dan Syprus.
Sementara, kedua merupakan negara-negara dengan tingkat kerawanan bencana yang tinggi yaitu Indonesia, Sri Langka dan Maldives.
Selanjutnya yang ketiga bencana bahaya kebakaran hutan dan lahan, terutama di lahan gambut karena luas lahan gambut yang cukup luas, mencapai 14 juta hektare.
Baca juga: Indonesia sampaikan pesan utama kolaborasi dalam manajemen kebencanaan