Masyarakat Wondama, Papua, nikmati minyak goreng murah bersubsidi
21 Juli 2022 07:18 WIB
Warga berjubel ingin mendapatkan minyak goreng curah bersubsidi seharga Rp14.000 per liter di Wasior, ibu kota Kabupaten Teluk Wondama. (ANTARA/HO-Zack Tonu B)
Wasior (ANTARA) - Masyarakat di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat akhirnya bisa menikmati minyak goreng murah dengan masuknya minyak goreng curah bersubsidi seharga Rp14.000 per liter.
Murni, salah satu warga Karumatiri di Wasior, Kamis, mengatakan hadirnya minyak curah dengan harga Rp14.000 yang ditetapkan pemerintah sangat membantu masyarakat yang selama ini harus membeli minyak goreng kemasan dengan harga relatif tinggi.
"Ini sudah murah sekali. Biasanya kami beli 5 liter itu Rp128.000, kadang sampai Rp135.000 (minyak goreng kemasan non premium). Ini kan Rp14.000, jadi kalau 5 liter hanya Rp70.000, lumayan mengurangi beban keuangan," ucap Murni.
Pada Juli ini untuk pertama kalinya Teluk Wondama mendapatkan pasokan minyak goreng curah dengan kuota sebanyak 22 ton.
Warga pun langsung menyerbu outlet penjualan minyak curah di Gedung Koperasi Jemaat Syaloom Wasior pada hari pertama penjualan, Rabu (20/7).
Sebanyak delapan drum minyak goreng curah langsung ludes diborong warga hanya dalam tempo kurang dari enam jam.
Masyarakat yang didominasi ibu-bu datang membawa berbagai wadah. Ada yang membawa jeriken mulai dari ukuran kecil hingga besar, galon air minum, ember bahkan panci ikut dibawa serta.
Tidak ada persyaratan khusus. Pembeli hanya perlu menunjukkan KTP.
Murni yang merupakan pedagang gorengan berharap pasokan minyak curah bersubsidi terus ada sehingga masyarakat kecil yang selama ini terpukul dengan mahalnya harga minyak goreng juga bahan kebutuhan pokok lainnya bisa terbantu.
"Setidaknya kalau lagi minyak goreng mahal ada bantuan beginilah. Lumayan bisa membantu keuangan dapurlah. Jadi sangat membantu," ujar Murni yang mengaku membeli 30 liter.
Hardi, Manajer Koperasi Jemaat Syaloom Wasior menyebutkan, penyaluran minyak goreng curah di Kabupaten Teluk Wondama merupakan kerja sama pihaknya dengan UD Koko yang juga didukung oleh Pemkab Teluk Wondama.
"Kami Koperasi Syalom bersama mitra (UD Koko) membantu meringankan beban masyarakat dengan cara mendatangkan minyak ini dengan harga Rp14.000 dengan kuota 22 ton," jelas Hardi.
Hardi mengatakan belum bisa memastikan pasokan minyak goreng curah akan terus masuk ke Teluk Wondama. Pasalnya, hal itu tergantung pada ketersediaan stok yang dimiliki produsen minyak curah di Jawa yang menjadi langganan mereka.
"Tergantung produsen, jika ada stok, kita bisa jual ke masyarakat. Rencananya setiap bulan harus ada pasokan datang. Kita berharap seperti itu guna meringankan masyarakat," ujar Hardi.
Terkait penjualan, ia mengakui untuk tahap pertama ini tidak diberikan batasan. Warga hanya perlu menunjukkan KTP dan langsung bisa dilayani.
Namun jika animo terus membeludak bukan tidak mungkin nantinya akan dilakukan pembatasan penjualan.
"Bisa nanti ada pembatasan karena ini masih tahap pertama jadi masih menyesuaikan. Tidak menutup kemungkinan untuk orang-orang di pulau kalau mereka mau ke sini. Kita tidak membeda-bedakan satu sama lain, semua sama. Makanya semua konsumen harus ada KTP karena akan dilaporkan sesuai dengan aturan yang ada," kata Hardi.
Murni, salah satu warga Karumatiri di Wasior, Kamis, mengatakan hadirnya minyak curah dengan harga Rp14.000 yang ditetapkan pemerintah sangat membantu masyarakat yang selama ini harus membeli minyak goreng kemasan dengan harga relatif tinggi.
"Ini sudah murah sekali. Biasanya kami beli 5 liter itu Rp128.000, kadang sampai Rp135.000 (minyak goreng kemasan non premium). Ini kan Rp14.000, jadi kalau 5 liter hanya Rp70.000, lumayan mengurangi beban keuangan," ucap Murni.
Pada Juli ini untuk pertama kalinya Teluk Wondama mendapatkan pasokan minyak goreng curah dengan kuota sebanyak 22 ton.
Warga pun langsung menyerbu outlet penjualan minyak curah di Gedung Koperasi Jemaat Syaloom Wasior pada hari pertama penjualan, Rabu (20/7).
Sebanyak delapan drum minyak goreng curah langsung ludes diborong warga hanya dalam tempo kurang dari enam jam.
Masyarakat yang didominasi ibu-bu datang membawa berbagai wadah. Ada yang membawa jeriken mulai dari ukuran kecil hingga besar, galon air minum, ember bahkan panci ikut dibawa serta.
Tidak ada persyaratan khusus. Pembeli hanya perlu menunjukkan KTP.
Murni yang merupakan pedagang gorengan berharap pasokan minyak curah bersubsidi terus ada sehingga masyarakat kecil yang selama ini terpukul dengan mahalnya harga minyak goreng juga bahan kebutuhan pokok lainnya bisa terbantu.
"Setidaknya kalau lagi minyak goreng mahal ada bantuan beginilah. Lumayan bisa membantu keuangan dapurlah. Jadi sangat membantu," ujar Murni yang mengaku membeli 30 liter.
Hardi, Manajer Koperasi Jemaat Syaloom Wasior menyebutkan, penyaluran minyak goreng curah di Kabupaten Teluk Wondama merupakan kerja sama pihaknya dengan UD Koko yang juga didukung oleh Pemkab Teluk Wondama.
"Kami Koperasi Syalom bersama mitra (UD Koko) membantu meringankan beban masyarakat dengan cara mendatangkan minyak ini dengan harga Rp14.000 dengan kuota 22 ton," jelas Hardi.
Hardi mengatakan belum bisa memastikan pasokan minyak goreng curah akan terus masuk ke Teluk Wondama. Pasalnya, hal itu tergantung pada ketersediaan stok yang dimiliki produsen minyak curah di Jawa yang menjadi langganan mereka.
"Tergantung produsen, jika ada stok, kita bisa jual ke masyarakat. Rencananya setiap bulan harus ada pasokan datang. Kita berharap seperti itu guna meringankan masyarakat," ujar Hardi.
Terkait penjualan, ia mengakui untuk tahap pertama ini tidak diberikan batasan. Warga hanya perlu menunjukkan KTP dan langsung bisa dilayani.
Namun jika animo terus membeludak bukan tidak mungkin nantinya akan dilakukan pembatasan penjualan.
"Bisa nanti ada pembatasan karena ini masih tahap pertama jadi masih menyesuaikan. Tidak menutup kemungkinan untuk orang-orang di pulau kalau mereka mau ke sini. Kita tidak membeda-bedakan satu sama lain, semua sama. Makanya semua konsumen harus ada KTP karena akan dilaporkan sesuai dengan aturan yang ada," kata Hardi.
Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022
Tags: