OJK akselerasi pendalaman pasar modal lewat variasi produk dan layanan
20 Juli 2022 21:15 WIB
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi dalam konferensi pers yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu (20/07/2022). (ANTARA/Agatha Olivia Victoria)
Jakarta (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) saat ini akan memprioritaskan akselerasi pendalaman pasar modal melalui keberadaan variasi produk dan pelayanan sektor jasa keuangan yang efisien.
"Itu dari sisi suplai dan permintaan. Pendalaman pasar itu adalah untuk meningkatkan investor, bersama dengan Anggota Dewan Komisioner OJK lainnya, untuk terus melakukan sosialisasi dan edukasi terhadap pasar modal agar terus berkembang," ucap Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi dalam konferensi pers yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu.
Ia melanjutkan program prioritas pengaturan dan pengawasan OJK dalam pasar modal lainnya selama lima tahun ke depan adalah meningkatkan akselerasi program yang berkaitan dengan ekonomi hijau.
Hal tersebut dinilai sangat penting lantaran sejalan dengan arahan pemerintah, sehingga OJK akan mencanangkan semakin banyak program hijau dalam pasar modal.
Baca juga: OJK jaga iklim kondusif untuk perbankan lakukan transformasi digital
Selain itu, ia menyebutkan program prioritas lainnya yakni penguatan kebijakan peningkatan peran pelaku industri dalam pengembangan sektor keuangan yang sejalan dengan best practice and market conduct.
"Tentunya ini dilakukan dengan meningkatkan tata kelola atau governance yang baik," tegasnya.
Inarno menambahkan, program prioritas pasar modal lainnya yang akan dilakukan yaitu meningkatkan serangkaian upaya perlindungan konsumen dan memperkuat kerangka kebijakan layanan keuangan digital.
Program tersebut bertujuan untuk memperkuat kredibilitas sektor keuangan dan peningkatan kepercayaan masyarakat.
Dirinya pun menjelaskan saat ini kebijakan di pasar modal secara umum masih akan diberlakukan sesuai dengan peraturan selama pandemi berlangsung, yakni dengan penerapan berbagai kebijakan terkait volatilitas pasar antara lain short selling, auto rejection bawah (ARB), dan trading halt 5 persen.
"Kami butuh waktu, kami selalu meninjau berkala, apakah ini akan kami kembalikan ke posisi normal dengan melihat kondisi yang terjadi saat ini," ungkapnya.
Baca juga: OJK akan terus efisiensikan pasar keuangan melalui konsolidasi bank
Baca juga: Ketua OJK harap kondisi domestik bisa hindari RI dari risiko stagflasi
"Itu dari sisi suplai dan permintaan. Pendalaman pasar itu adalah untuk meningkatkan investor, bersama dengan Anggota Dewan Komisioner OJK lainnya, untuk terus melakukan sosialisasi dan edukasi terhadap pasar modal agar terus berkembang," ucap Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi dalam konferensi pers yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu.
Ia melanjutkan program prioritas pengaturan dan pengawasan OJK dalam pasar modal lainnya selama lima tahun ke depan adalah meningkatkan akselerasi program yang berkaitan dengan ekonomi hijau.
Hal tersebut dinilai sangat penting lantaran sejalan dengan arahan pemerintah, sehingga OJK akan mencanangkan semakin banyak program hijau dalam pasar modal.
Baca juga: OJK jaga iklim kondusif untuk perbankan lakukan transformasi digital
Selain itu, ia menyebutkan program prioritas lainnya yakni penguatan kebijakan peningkatan peran pelaku industri dalam pengembangan sektor keuangan yang sejalan dengan best practice and market conduct.
"Tentunya ini dilakukan dengan meningkatkan tata kelola atau governance yang baik," tegasnya.
Inarno menambahkan, program prioritas pasar modal lainnya yang akan dilakukan yaitu meningkatkan serangkaian upaya perlindungan konsumen dan memperkuat kerangka kebijakan layanan keuangan digital.
Program tersebut bertujuan untuk memperkuat kredibilitas sektor keuangan dan peningkatan kepercayaan masyarakat.
Dirinya pun menjelaskan saat ini kebijakan di pasar modal secara umum masih akan diberlakukan sesuai dengan peraturan selama pandemi berlangsung, yakni dengan penerapan berbagai kebijakan terkait volatilitas pasar antara lain short selling, auto rejection bawah (ARB), dan trading halt 5 persen.
"Kami butuh waktu, kami selalu meninjau berkala, apakah ini akan kami kembalikan ke posisi normal dengan melihat kondisi yang terjadi saat ini," ungkapnya.
Baca juga: OJK akan terus efisiensikan pasar keuangan melalui konsolidasi bank
Baca juga: Ketua OJK harap kondisi domestik bisa hindari RI dari risiko stagflasi
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022
Tags: