Pemerintah selenggarakan pelatihan literasi digital bagi pesantren
20 Juli 2022 20:16 WIB
Pelatihan literasi digital di pesantren yang diselenggarakan Kemenkominfo di kampus IDIA Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. ANTARA/HO- Dokumentasi Pribadi
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyelenggarakan pelatihan literasi digital bagi sejumlah pesantren di Tanah Air termasuk di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
“Kegiatan ini sangat penting dilakukan karena sebagai pengguna internet, kita perlu beradaptasi dengan digitalisasi,” ujar Rektor Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien (IDIA) Prenduan, Muhtadi Abdul Mun’im, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.
Sebelumnya, Kemenkominfo bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi (GNLD) dan Kaukus Muda Indonesia (KMI) melaksanakan kegiatan seminar Literasi Digital Pesantren di auditorium kampus IDIA Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur .
Dia menambahkan pada era revolusi 4.0, dunia digital harus dikuasai dan tidak bisa dihindari.
“Maka, ada dua pilihan di dalam dunia digital ini. Apakah kita bisa mempengaruhi atau dipengaruhi. Untuk itu, kita perlu tahu edukasi tentang kecakapan digital, etika digital, budaya digital dan diantaranya ada keamanan digital," katanya.
Baca juga: ICT Watch: Penggunaan teknologi digital harus diimbangi literasi
Baca juga: Anggota DPR dorong pemerintah masifkan literasi digital tangkal hoaks
Menurut dia, masyarakat bisa mengakses banyak pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan dan mempersiapkan diri untuk perubahan yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. "Makin cepat beradaptasi, makin banyak peluang kesuksesannya,” terang dia.
Praktisi literasi digital, Rofiatul Rofiah, mengingatkan pentingnya perilaku kesopanan di dunia maya.
“Pada era digital, kesopanan lebih tinggi nilainya daripada kecerdasan. Perilaku orang yang main sosial media itu semua tergantung pada penggunanya. Perilaku itulah yang dapat membedakan mana yang baik dan buruk.,” kata Rofiatul.
Menurut Rofiatul, penting beretika di media sosial, karena fungsi etika adalah untuk menghindari, menyakiti perasaan orang lain. Selain itu, pentingnya etika bermedia sosial adalah untuk menghindari kesalahpahaman di media sosial dan etika ada untuk menghindari dari konflik.
Dirjen Aplikasi Informatika Kemenkominfo, Samuel Abrijani Pangerapan, mengatakan kegiatan itu merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kemenkominfo bersama GNLD Siberkreasi dengan target sebanyak 50 juta orang masyarakat Indonesia mendapatkan literasi di bidang digital hingga tahun 2024.
Baca juga: Sosiolog: Peningkatan literasi perlu jadi agenda prioritas
Baca juga: Program pembudayaan literasi digital perlu diperkuat
Baca juga: Kemajuan digitalisasi harus dibarengi etika digital
“Kegiatan ini sangat penting dilakukan karena sebagai pengguna internet, kita perlu beradaptasi dengan digitalisasi,” ujar Rektor Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien (IDIA) Prenduan, Muhtadi Abdul Mun’im, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.
Sebelumnya, Kemenkominfo bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi (GNLD) dan Kaukus Muda Indonesia (KMI) melaksanakan kegiatan seminar Literasi Digital Pesantren di auditorium kampus IDIA Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur .
Dia menambahkan pada era revolusi 4.0, dunia digital harus dikuasai dan tidak bisa dihindari.
“Maka, ada dua pilihan di dalam dunia digital ini. Apakah kita bisa mempengaruhi atau dipengaruhi. Untuk itu, kita perlu tahu edukasi tentang kecakapan digital, etika digital, budaya digital dan diantaranya ada keamanan digital," katanya.
Baca juga: ICT Watch: Penggunaan teknologi digital harus diimbangi literasi
Baca juga: Anggota DPR dorong pemerintah masifkan literasi digital tangkal hoaks
Menurut dia, masyarakat bisa mengakses banyak pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan dan mempersiapkan diri untuk perubahan yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. "Makin cepat beradaptasi, makin banyak peluang kesuksesannya,” terang dia.
Praktisi literasi digital, Rofiatul Rofiah, mengingatkan pentingnya perilaku kesopanan di dunia maya.
“Pada era digital, kesopanan lebih tinggi nilainya daripada kecerdasan. Perilaku orang yang main sosial media itu semua tergantung pada penggunanya. Perilaku itulah yang dapat membedakan mana yang baik dan buruk.,” kata Rofiatul.
Menurut Rofiatul, penting beretika di media sosial, karena fungsi etika adalah untuk menghindari, menyakiti perasaan orang lain. Selain itu, pentingnya etika bermedia sosial adalah untuk menghindari kesalahpahaman di media sosial dan etika ada untuk menghindari dari konflik.
Dirjen Aplikasi Informatika Kemenkominfo, Samuel Abrijani Pangerapan, mengatakan kegiatan itu merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kemenkominfo bersama GNLD Siberkreasi dengan target sebanyak 50 juta orang masyarakat Indonesia mendapatkan literasi di bidang digital hingga tahun 2024.
Baca juga: Sosiolog: Peningkatan literasi perlu jadi agenda prioritas
Baca juga: Program pembudayaan literasi digital perlu diperkuat
Baca juga: Kemajuan digitalisasi harus dibarengi etika digital
Pewarta: Indriani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022
Tags: