Pernyataan tersebut muncul di tengah peningkatan sorotan publik terhadap gereja itu atas pembunuhan Abe serta dendam si penyerang terhadap kelompok agama itu.
Kwak mengadakan konferensi pers di Seoul menyusul laporan media tentang alasan penembak Abe melakukan serangan tersebut.
Penembak Abe memiliki dendam setelah ibunya memberikan sumbangan ke gereja hingga merusak keuangan keluarganya, dan ia meyakini bahwa kakek Abe telah mengundang masuk gereja itu ke Jepang dari Korea Selatan.
Ketika menanggapi pertanyaan tentang hubungan gereja itu dengan Partai Demokrat Liberal yang berkuasa di Jepang, Kwak mengatakan, "Pemimpin Gereja Unifikasi Sun Myung Moon memang dekat dengan mantan Perdana Menteri Jepang Nobusuke Kishi", yang merupakan kakek Abe.
Kwak, mantan ketua dan dikabarkan pernah menjadi tangan kanan Gereja Unifikasi, menambahkan bahwa Moon juga dekat dengan ayah Abe, yakni mantan menteri luar negeri Jepang Shintaro Abe.
Kwak mengatakan para pemimpin politik di Jepang selama tahun 1960-an hingga 1970-an prihatin dengan gerakan-gerakan berhaluan kiri di negara itu.
Pada masa itu, Moon merilis teorinya soal antikomunis yang membuat para pemimpin politik Jepang terkesan, kata Kwak.
"Donasi dari Jepang sangat berkontribusi kepada aktivitas Moon di seluruh dunia," ujar Kwak
Menurut laporan media, Kwak yang sudah berpisah dengan Gereja Unifikasi sekitar 2009 mengkritik kepemimpinan gereja saat ini.
"Saya merasa sangat bertanggung jawab (atas penyerangan Abe) ketika saya mendengar alasan si penembak berhubungan dengan dendam akibat donasi (kepada gereja)," katanya.
Penembak Abe, Tetsuya Yamagami, ditangkap setelah ia menembak sang perdana menteri Jepang yang saat itu sedang menyampaikan pidato di jalanan di Kota Nara, Jepang barat, pada 8 Juli.
Paman Yamagami mengatakan bahwa ibu Yamagami telah menyumbangkan uang sekitar 100 juta yen (Rp10,84 miliar) kepada gereja Unifikasi.
Gereja Unifikasi, yang didirikan di Korea Selatan pada 1954 oleh Moon dan dikenal dengan kegiatan pernikahan massal, memiliki reputasi yang kontroversial di Jepang.
Kelompok agama tersebut mengeklaim memiliki sekitar 600 ribu pengikut.
Menurut para penyelidik, Yamagami (41 tahun) mengatakan bahwa dia pikir ia akan mati pada akhir Juli karena sudah kehabisan uang dan dia sudah pernah mencoba membunuh Abe sebelum penembakan itu.
Yamagami memiliki utang sekitar 600.000 yen (sekitar Rp65 juta), namun ia masih memiliki uang sekitar 200.000 yen (Rp21 juta) di rekeningnya pada 8 Juli ketika ia menembak Abe di jalanan dengan menggunakan senjata buatan sendiri, kata para penyelidik.
Sumber: Kyodo-OANA
Baca juga: Ibu tersangka pembunuhan Abe adalah anggota Gereja Unifikasi
Baca juga: Pembunuh mantan PM Jepang Abe dendam karena keuangan ibunya hancur