Jakarta (ANTARA) - Samsung Research Indonesia (SRIN) tahun ini memperingati 10 tahun kiprahnya sebagai pusat riset dan pengembangan Samsung di Indonesia dengan membangun talenta-talenta digital muda yang kompeten dan mampu bersaing di Industri 4.0 melalui program Samsung Innovation Campus (SIC).

Director of Software R&D, Samsung Research Indonesia Risman Adnan dalam keterangannya diterima di Jakarta pada Rabu mengatakan bahwq dalam membuat dan mengembangkan aplikasi atau program perangkat lunak, SRIN memiliki kemampuan memahami dan memenuhi kebutuhan konsumen yang dilakukan oleh tim riset kami yang kuat.

"Sejak 10 tahun lalu hingga saat ini SRIN bersama ratusan anak muda Indonesia bertalenta digital berkarya dengan fasilitas laboratorium di bidang layanan aplikasi seluler, AI, IoT, Cloud, dan Data Management, layanan inovasi, hingga inovasi B2B," tambah Risman.

Baca juga: Qualcomm bersiap rilis teknologi Snapdragon untuk perangkat "wearable"

Satu dekade bersama dengan ratusan talenta digital Indonesia, SRIN bersama Samsung Electronics Indonesia (SEIN) dan telah terlibat dalam komersialisasi layanan dan membantu Samsung menjadi satu-satunya pembuat perangkat komunikasi di Indonesia yang memenuhi TKDN dengan aplikasi yang dibuat oleh SRIN, seperti Samsung Gift Indonesia, Samsung Pay Indonesia, Salaam, S-Lime dan App Station untuk perangkat Samsung Galaxy terbaru di pasar regional dan global.

Pengembangan aplikasi ini telah dinikmati manfaatnya oleh jutaan konsumen smartphone Samsung di Indonesia.

Selain berkarya bersama talenta digital Indonesia yang telah bergabung bersama SRIN, SRIN juga berperan dalam membangun dan mengembangkan talenta digital muda baru melalui program SIC. Bersama SEIN, SRIN ikut membina dan mengevaluasi karya-karya para peserta SIC.

Head of Corporate Citizenship Samsung Electronics Indonesia Ennita Pramono mengatakan program SIC adalah komitmen Samsung Electronics Indonesia untuk membangun generasi muda yang kompeten dan mampu bersaing di Industri 4.0.

"Kami menawarkan peluang kepada generasi muda untuk meningkatkan prospek pekerjaan dan mendapatkan pelatihan praktis di bidang teknologi sebagai bekal mereka untuk menembus dunia kerja di tengah keterbatasan sumber daya manusia, khususnya talenta digital yang sangat dibutuhkan dalam masyarakat masa depan."

Data dari Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan bahwa pada tahun 2021 jumlah tenaga kerja di sektor TIK nasional baru sekitar 1 juta orang dan kebutuhan tenaga kerja di sektor ini diproyeksikan bakal terus meningkat hingga tahun 2025, terutama di bidang network operation access, network operation backbone, dan software engineer.

Program SIC sejalan dengan misi Revitalisasi SMK dari Kemendikbud Ristek untuk menciptakan lulusan berkualitas demi menjawab kebutuhan industri yang terus meningkat seiring dengan akselerasi interaksi digital di era Industri 4.0.

Melalui SIC, SRIN dan SEIN terus berkomitmen membekali siswa dan guru serta mendorong pola pikir para peserta dalam merespons permasalahan sosial yang ada di lingkungan sekitarnya dengan solusi digital. Sampai saat ini, program SIC sudah menjangkau 87 sekolah, 1.529 siswa dan 189 guru serta akan terus bertambah di waktu mendatang.

Samsung Innovation Campus 2021-2022 sendiri sudah memasuki Tahap 3 berupa pelatihan coding dan programing dan juga IoT Pengembangan Produk. Pada Program SIC Batch 3 – 20/21 terdapat 3.076 siswa yang mendaftar, dimana 1.000 siswa terpilih dan 150 guru dapat mengikuti program selanjutnya.
​​​​​
Dan pada Batch 3 yang berjalan sekarang ini, telah lulus seleksi 100 peserta/25 tim dan 22 guru pembimbing dari 16 sekolah untuk mengikuti bootcamp pada Tahap 3 yang diadakan pada Juni sampai September 2022, dimana para peserta mengikuti IoT Product Development Bootcamp, pitching workshop & coaching, dan Demo Day/Culminating Event.

Baca juga: Samsung kenalkan taman bermain "Space Tycoon" di Roblox

Baca juga: Samsung hadirkan sistem operasi jam pintar terbarunya One UI Watch 4.5

Baca juga: Samsung kantongi sertifikasi NBTC untuk Galaxy Z Flip4 dan Fold4