Peringatan itu disampaikan Dyah pada Selasa dalam acara diskusi bertajuk Planet yang Berkelanjutan dan Layak Huni wadah Youth20 (Y20) yang melibatkan delegasi generasi muda dari negara-negara anggota G20.
“Permasalahan harga masih menjadi tantangan bagi Indonesia (terkait transisi energi). Batu bara dan minyak fosil masih lebih murah dibandingkan dengan energi baru terbarukan,” ujarnya di hadapan para delegasi Y20 yang hadir di Jakarta untuk mengikuti rangkaian KTT Y20.
Menurut Esti, saat ini ketersediaan energi baru dan terbarukan belum menjadi pilihan yang terjangkau bagi masyarakat Indonesia.
Keadaan itu menjadi tantangan yang perlu ditangani dengan komitmen dari semua pihak yang terlibat, guna memastikan target transisi energi Indonesia dapat tercapai, termasuk komitmen netral karbon dan penghapusan batu bara secara bertahap pada 2060.
“Saya rasa komitmen dari semua sektor sangatlah penting, terutama BUMN untuk listrik PT PLN dan Kementerian Energi (dan Sumber Daya Mineral). Komitmen dari semua pihak begitu penting,” tambahnya.
Selain soal keterjangkauan dan akses, Dyah juga menyebut soal kesadaran permasalahan iklim yang kebanyakan hanya ia temui di kalangan masyarakat menengah ke atas.
Sementara itu, masyarakat lain masih lebih mementingkan ketersediaan listrik tanpa begitu memikirkan sumber datangnya energi tersebut.
Dia meyakini bahwa menjadi tanggung jawab semua pihak untuk memberikan pemahaman bagi semua kalangan masyarakat, serta berupaya menemukan solusi untuk memastikan Indonesia dapat memenuhi target iklim yang telah ditentukan.
Diskusi bertajuk Planet yang Berkelanjutan dan Layak Huni merupakan bagian dari rangkaian acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Y20 Indonesia yang berlangsung mulai 17 hingga 24 Juli 2022 di Jakarta dan Bandung.
Selain Dyah Esti, pengisi diskusi juga termasuk Ketua KADIN Arsjad Rasjid, Presiden COP26. Sementara itu, pembicara lain yakni anggota parlemen Inggris Alok Sharma dan Mari Elka Pangestu, turut hadir secara daring.
Pada Selasa, yang merupakan hari ketiga, rangkaian acara mencakup kunjungan oleh para delegasi Youth20 ke kawasan Baywalk Pluit serta Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral.
Selain itu, ada pula acara bincang-bincang yang bertajuk Keberagaman dan Inklusi, diisi oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Uno, pendiri Sekolah.mu Najeela Shihab, Menteri Pemuda Uni Emirat Arab Shamma Al Mazrui, dan salah satu pendiri Labhya Foundation, Richa Shivangi Gupta.
Baca juga: Menlu Retno soroti perlunya forum Y20 untuk majukan dua peran pemuda
Baca juga: Y20 2022 diharap jadi momen pemuda bersatu berkontribusi untuk dunia