Jakarta (ANTARA) - Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Deni Ridwan mengungkapkan minat investor lelang Surat Utang Negara (SUN) membaik di tengah sikap wait and see investor.

Perbaikan tersebut tercermin dari meningkatnya penawaran masuk dari lelang sebelumnya sebesar Rp25,98 triliun menjadi Rp29,46 triliun, yang secara bid to cover ratio alias rasio penawaran yang masuk terhadap nilai yang dimenangkan meningkat menjadi 2,48 kali dibanding sebelumnya 1,88 kali.

Dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa, ia menyebutkan pemerintah memutuskan untuk memenangkan permintaan sebesar Rp11,87 triliun dari lelang kali ini, dengan mempertimbangkan imbal hasil atau yield Surat Berharga Negara (SBN) yang wajar di pasar sekunder dan rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2022.


Adapun kondisi pasar keuangan domestik saat ini diwarnai sikap wait and see investor menunggu hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada pekan ini, serta keputusan dalam pertemuan Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed di akhir Juli 2022. Meningkatnya inflasi AS di bulan Juni pada level 9,1 persen merupakan level tertinggi sejak November 1981, sehingga mendorong kekhawatiran investor bahwa Otoritas Moneter AS akan lebih agresif untuk melakukan pengetatan kebijakan moneternya. Dalam lelang SUN kali ini, seri benchmark dengan tenor 5 dan 10 tahun kembali mendominasi permintaan investor, yang mencapai 68,06 persen dari total penawaran masuk dan 86,77 persen dari total penawaran yang diberikan.
Selain itu, Deni mengatakan penawaran masuk terbesar masih tercatat pada tenor 10 tahun, yakni senilai Rp15,29 triliun atau 51,91 persen dari total penawaran masuk dan dimenangkan sebesar Rp6,35 triliun atau 53,5 persen dari total penawaran yang diberikan.


Partisipasi investor asing pada lelang kali ini sebesar Rp4,76 triliun atau 16,17 persen dari total penawaran masuk, meningkat dari lelang sebelumnya sebanyak Rp3,57 triliun, dengan mayoritas pada tenor 5 dan 10 tahun. Penawaran masuk tersebut dimenangkan senilai Rp1,57 triliun atau 32,86 persen dari total penawaran masuk.
Secara umum, level imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan (WAY) pada lelang SUN hari ini mengikuti kondisi pasar yang masih cenderung risk-off lantaran terpengaruh kondisi normalisasi suku bunga global, sehingga level WAY naik 3 basis poin (bps) sampai dengan 10 bps dibandingkan level pasar penutupan hari sebelumnya.


Sesuai dengan kalender penerbitan SBN tahun 2022, lelang penerbitan SUN selanjutnya akan dilaksanakan pada tanggal 2 Agustus 2022.

Baca juga: Kemenkeu: Minat investor cukup baik di tengah kekhawatiran resesi AS

Baca juga: Kemenkeu: Minat investor pada lelang SUN solid di tengah volatilitas