Erick Thohir siap mewujudkan ekosistem perikanan terintegrasi
19 Juli 2022 15:20 WIB
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir (tiga kiri) saat mengikuriMunas IV Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) bertajuk "Aksi Kolaborasi Pemenuhan Hak Nelayan Tradisional menuju Indonesia yang Mandiri, Adil, Makmur, dan Lestari" di Gedung Smesco Tower, Jakarta, Selasa (19/7/2022). ANTARA/HO-Kementerian BUMN/pri.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir siap membangun ekosistem perikanan Indonesia lewat kolaborasi antara BUMN, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Kelautan dan Perikanan hingga Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI).
"Tantangan di sektor perikanan sangat kompleks, kita harus ikut perubahan, kalau kita berdiam diri, kita tidak akan ke mana-mana," ujar Erick saat menjadi narasumber dalam Munas IV KNTI bertajuk "Aksi Kolaborasi Pemenuhan Hak Nelayan Tradisional menuju Indonesia yang Mandiri, Adil, Makmur, dan Lestari", di Gedung Smesco Tower, Jakarta, Selasa.
Melalui keterangan tertulisnya, Erick juga mengatakan bahwa ia mendorong BUMN seperti Himbara, Perindo, Perinus hingga PNM untuk terlibat dalam ekosistem tersebut.
Menteri BUMN ini mengatakan bahwa nelayan memegang peran penting bagi masa depan ekonomi serta kedaulatan pangan bangsa. Erick menyebut 54 persen asupan protein nasional merupakan kontribusi nelayan melalui produk ikan dan makanan laut lainnya.
Baca juga: Anggota DPR: kesejahteraan nelayan harus jadi perhatian bersama
Baca juga: Pemerintah tingkatkan kesejahteraan nelayan lewat digitalisasi
Erick ingin ekosistem perikanan meniru jejak kesuksesan ekosistem pertanian dalam Program Makmur. Erick menyampaikan Program Makmur yang terintegrasi dari hulu ke hilir telah menjangkau 200 ribu hektare pada empat komoditas utama yakni sawit, tebu, jagung, dan padi.
"Dengan fokus pada produk yang laku di pasar itu, pendapatan petani naik 46 persen," ujar Erick.
Oleh karena itu, kata Erick, BUMN bertekad mewujudkan kesejahteraan nelayan dan memetakan kebutuhan para pahlawan maritim bangsa melalui tiga inisiatif. Pertama, pendanaan nelayan dengan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) dan PNM di sektor perikanan.
Erick mengatakan serapan KUR di nelayan baru sebesar Rp2,1 triliun dari total KUR yang mencapai Rp388 triliun. Begitupula dengan serapan PNM Mekaar di nelayan yang baru sebesar Rp1,6 triliun dari total alokasi yang disediakan yang sebesar Rp46 triliun.
Kemudian, kata Erick lagi, BUMN juga mendukung sarana perikanan dengan memperbaiki tata kelola BBM agar nelayan dapat akses BBM yang berkelanjutan.
Erick menilai perbaikan tata kelola BBM dapat memotong hingga 60 persen pengeluaran nelayan.
Erick menawarkan para nelayan membentuk sebuah koperasi. Dengan begitu, Pertamina akan memiliki data yang jelas dalam menyalurkan solar bersubsidi.
"Jangan sampai (solar bersubsidi) disalurkan bukan buat nelayan, melainkan dipakai buat orang lain, akhirnya BBM bersubsidi dipakai (korporasi) yang besar-besar lagi," kata mantan Presiden Inter Milan tersebut.
Poin ketiga terkait akses pasar. Erick berkomitmen mengoptimalkan seluruh kanal distribusi, baik daring maupun luring. Hal ini akan berdampak signifikan bagi peningkatan penyerapan hasil nelayan.
Erick juga menyarankan para nelayan mulai mencari opsi lain dalam mencari ikan, salah satunya lewat budidaya. Hal ini sebagai alternatif dan langkah antisipatif dalam pencarian ikan di laut yang kerap diliputi ketidakpastian tangkapan.
"BUMN tengah berjuang menciptakan ekosistem usaha yang berpihak pada kesejahteraan nelayan, terutama nelayan kecil dan tradisional," ujar Erick pula.
Erick tak lupa mengapresiasi KNTI yang secara konsisten mengadvokasi kesejahteraan nelayan kecil dan tradisional.
"Terima kasih atas perjuangannya. Selamat melaksanakan Munas KNTI IV. Semoga buah pikir dari Munas KNTI kali ini mampu membawa dampak signifikan bagi segenap nelayan Indonesia yang maju, makmur, dan mendunia," kata Erick menambahkan.
Baca juga: Pemerintah kembangkan literasi keuangan bagi petani hingga nelayan
Baca juga: Presidensi G20 Indonesia perlu perkuat kolaborasi nelayan antarbangsa
"Tantangan di sektor perikanan sangat kompleks, kita harus ikut perubahan, kalau kita berdiam diri, kita tidak akan ke mana-mana," ujar Erick saat menjadi narasumber dalam Munas IV KNTI bertajuk "Aksi Kolaborasi Pemenuhan Hak Nelayan Tradisional menuju Indonesia yang Mandiri, Adil, Makmur, dan Lestari", di Gedung Smesco Tower, Jakarta, Selasa.
Melalui keterangan tertulisnya, Erick juga mengatakan bahwa ia mendorong BUMN seperti Himbara, Perindo, Perinus hingga PNM untuk terlibat dalam ekosistem tersebut.
Menteri BUMN ini mengatakan bahwa nelayan memegang peran penting bagi masa depan ekonomi serta kedaulatan pangan bangsa. Erick menyebut 54 persen asupan protein nasional merupakan kontribusi nelayan melalui produk ikan dan makanan laut lainnya.
Baca juga: Anggota DPR: kesejahteraan nelayan harus jadi perhatian bersama
Baca juga: Pemerintah tingkatkan kesejahteraan nelayan lewat digitalisasi
Erick ingin ekosistem perikanan meniru jejak kesuksesan ekosistem pertanian dalam Program Makmur. Erick menyampaikan Program Makmur yang terintegrasi dari hulu ke hilir telah menjangkau 200 ribu hektare pada empat komoditas utama yakni sawit, tebu, jagung, dan padi.
"Dengan fokus pada produk yang laku di pasar itu, pendapatan petani naik 46 persen," ujar Erick.
Oleh karena itu, kata Erick, BUMN bertekad mewujudkan kesejahteraan nelayan dan memetakan kebutuhan para pahlawan maritim bangsa melalui tiga inisiatif. Pertama, pendanaan nelayan dengan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) dan PNM di sektor perikanan.
Erick mengatakan serapan KUR di nelayan baru sebesar Rp2,1 triliun dari total KUR yang mencapai Rp388 triliun. Begitupula dengan serapan PNM Mekaar di nelayan yang baru sebesar Rp1,6 triliun dari total alokasi yang disediakan yang sebesar Rp46 triliun.
Kemudian, kata Erick lagi, BUMN juga mendukung sarana perikanan dengan memperbaiki tata kelola BBM agar nelayan dapat akses BBM yang berkelanjutan.
Erick menilai perbaikan tata kelola BBM dapat memotong hingga 60 persen pengeluaran nelayan.
Erick menawarkan para nelayan membentuk sebuah koperasi. Dengan begitu, Pertamina akan memiliki data yang jelas dalam menyalurkan solar bersubsidi.
"Jangan sampai (solar bersubsidi) disalurkan bukan buat nelayan, melainkan dipakai buat orang lain, akhirnya BBM bersubsidi dipakai (korporasi) yang besar-besar lagi," kata mantan Presiden Inter Milan tersebut.
Poin ketiga terkait akses pasar. Erick berkomitmen mengoptimalkan seluruh kanal distribusi, baik daring maupun luring. Hal ini akan berdampak signifikan bagi peningkatan penyerapan hasil nelayan.
Erick juga menyarankan para nelayan mulai mencari opsi lain dalam mencari ikan, salah satunya lewat budidaya. Hal ini sebagai alternatif dan langkah antisipatif dalam pencarian ikan di laut yang kerap diliputi ketidakpastian tangkapan.
"BUMN tengah berjuang menciptakan ekosistem usaha yang berpihak pada kesejahteraan nelayan, terutama nelayan kecil dan tradisional," ujar Erick pula.
Erick tak lupa mengapresiasi KNTI yang secara konsisten mengadvokasi kesejahteraan nelayan kecil dan tradisional.
"Terima kasih atas perjuangannya. Selamat melaksanakan Munas KNTI IV. Semoga buah pikir dari Munas KNTI kali ini mampu membawa dampak signifikan bagi segenap nelayan Indonesia yang maju, makmur, dan mendunia," kata Erick menambahkan.
Baca juga: Pemerintah kembangkan literasi keuangan bagi petani hingga nelayan
Baca juga: Presidensi G20 Indonesia perlu perkuat kolaborasi nelayan antarbangsa
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2022
Tags: