Jakarta (ANTARA) - PT Bahana Sekuritas memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan tetap mempertahankan suku bunga acuan pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) 20-21 Juli 2022 yang mencakup pertemuan triwulanan.

"Tetapi BI kemungkinan mengubah pesan kebijakannya menjadi lebih hawkish dari sebelumnya," tulis Bahana Sekuritas dalam hasil kajiannya yang diterima di Jakarta, Selasa.

Disebutkan, terdapat obrolan pasar bahwa BI akan segera mengikuti jejak bank sentral lain yang menaikkan suku bunga besar-besaran bulan ini.

Dengan rupiah menunjukkan ketahanan yang luar biasa terhadap reli dolar Amerika Serikat (AS) bahkan setelah data inflasi AS melampaui batas dan sinyal dovish dari Gubernur BI Perry Warjiyo, pasar tampaknya mengatakan bahwa BI mungkin tidak berada di belakang kurva.

Bahana Sekuritas mencatat kurva swap tidak lagi mengharapkan Bank Sentral AS, The Fed untuk menaikkan suku bunga sebesar 100 basis poin (bps), melainkan melihat 75 bps sebagai langkah yang paling tepat bulan ini.

"Menahan suku bunga BI sekarang akan menempatkan BI pada posisi yang sangat manis ketika ada pembalikan dalam siklus pengetatan global nanti," kata Bahana Sekuritas.

Jika bank sentral global bergerak untuk menurunkan suku bunga tetapi BI memilih untuk mempertahankan suku bunga, mungkin ada normalisasi perbedaan imbal hasil atau yield yang seharusnya menyebabkan kembalinya arus modal asing masuk.

Penahanan suku bunga tersebut termasuk tidak menurunkan suku bunga acuan setelah beberapa bulan menolak untuk menaikkan tingkat suku bunga.


Baca juga: Indef sebut BI perlu naikkan suku bunga untuk antisipasi inflasi
Baca juga: BI: Bank sentral dunia hadapi tantangan yang sangat kompleks
Baca juga: BI siap sesuaikan bunga acuan jika ada tanda peningkatan inflasi inti