New York (ANTARA) - Jepang dan China memangkas kembali kepemilikan mereka atas obligasi pemerintah AS pada Mei ke posisi terendah multi-tahun, data dari Departemen Keuangan AS menunjukkan pada Senin (18/7/2022).

Kepemilikan Jepang turun menjadi 1,212 triliun dolar AS, terendah sejak Januari 2020, ketika negara itu menyimpan obligasi pemerintah sebesar 1,211 triliun dolar AS. Pada April, kepemilikan Jepang berada di 1,218 triliun dolar AS.

Timbunan surat utang pemerintah AS oleh China juga turun menjadi 980,8 miliar dolar AS pada Mei, masih terendah sejak Mei 2010 ketika kepemilikannya berada di 843,7 miliar dolar AS, data menunjukkan. Pada April, China memiliki 1,003 triliun dolar AS di obligasi pemerintah AS.

Ekonomi terbesar kedua di dunia itu telah mengurangi kepemilikan obligasi pemerintah AS selama enam bulan berturut-turut.

Meskipun China dan Jepang menjual obligasi pemerintah AS pada Mei, imbal hasil obligasi pemerintah AS turun. Imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun memulai Mei di 2,996 persen, turun sekitar 15 basis poin menjadi 2,844 persen pada akhir bulan.

Secara keseluruhan, kepemilikan asing pada obligasi pemerintah AS turun menjadi 7,421 triliun dolar AS pada Mei, terendah sejak Mei 2021, dari 7,455 triliun dolar AS pada April.

"Ini adalah bulan penjualan lagi oleh investor asing. Tapi sepertinya penjualan mulai melambat karena pada Mei, pergerakan suku bunga yang lebih tinggi sedikit memudar," kata Gennadiy Goldberg, ahli strategi suku bunga senior di TD Securities di New York.

"Jepang dan China melakukan aksi jual yang merupakan kelanjutan dari tren baru-baru ini. Kami mendapat satu bulan lagi penjualan dari Jepang, tetapi jika Anda melihat kecepatannya, pasti ada perlambatan. Tidak seperti yang kita lihat di bulan Maret di akhir tahun fiskal Jepang."

Berdasarkan transaksi, obligasi pemerintah AS melihat arus masuk asing bersih sebesar 99,84 miliar dolar AS pada Mei, terbesar sejak Maret 2021, dari arus keluar 1,153 miliar dolar AS pada April.

Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin pada Mei dan pada Juni menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin untuk mengekang inflasi yang sangat kuat.

Investor telah memperkirakan kenaikan suku bunga 75 basis poin lagi pada pertemuan Fed akhir bulan ini.

Di kelas aset lainnya, orang asing menjual ekuitas AS pada Mei selama lima bulan berturut-turut sebesar 9,15 miliar dolar AS, dari arus keluar 7,04 miliar dolar AS pada April. Indeks S&P 500 telah turun hampir 20 persen sejak awal tahun.

Obligasi korporasi AS membukukan arus masuk pada Mei sebesar 4,46 miliar dolar AS, dibandingkan dengan arus masuk sebesar 22,5 miliar dolar AS pada bulan sebelumnya. Orang asing adalah pembeli bersih obligasi korporasi AS selama lima bulan berturut-turut.

Data juga menunjukkan penduduk AS sekali lagi mengurangi kepemilikan mereka atas sekuritas asing jangka panjang, dengan penjualan bersih 22,8 miliar dolar AS pada Mei dari penjualan 36,7 miliar dolar AS pada April.

Baca juga: Wall Street ditutup jatuh di sesi fluktuatif terseret saham perbankan
Baca juga: Dolar jatuh karena taruhan kenaikan suku bunga Fed berkurang
Baca juga: Minyak naik 5 dolar karena "greenback" lebih lemah dan pasokan ketat