KAI akan terbitkan obligasi dan sukuk senilai Rp3 triliun
14 Juli 2022 19:28 WIB
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo pada acara Investor Gathering di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (14/7/2022). ANTARA/HO-PT KAI/pri.
Jakarta (ANTARA) - PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengumumkan rencananya untuk menerbitkan obligasi melalui instrumen obligasi dan sukuk dengan skema Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) senilai Rp3 triliun.
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo pada acara Investor Gathering di Jakarta, Kamis, mengatakan KAI telah membuktikan diri menjadi salah satu pilar utama layanan transportasi.
"Penawaran umum kali ini, akan kami gunakan sebaik mungkin dalam rangka peningkatan angkutan kereta api, terutama angkutan barang serta angkutan penumpang," kata Didiek.
Ia mengatakan penawaran tersebut merupakan wujud dari komitmen KAI dalam mencapai pertumbuhan berkelanjutan sehingga kereta api dapat menjadi tulang punggung transportasi massal yang dapat diandalkan baik untuk angkutan penumpang maupun barang bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Pada tahun 2021, KAI melayani sebanyak 155 juta penumpang dan 50,3 juta ton barang untuk angkutan barang. Adapun realisasi Semester I tahun 2022 ini, jumlah penumpang KAI telah mencapai 119,8 juta dan volume angkutan barang telah mencapai 26,8 juta ton.
Ia menjelaskan, penjamin pelaksana emisi dalam obligasi ini yaitu Mandiri Sekuritas, CIMB Sekuritas, dan BRI Danareksa Sekuritas.
Total nilai emisi obligasi dan sukuk ini adalah sebanyak-banyaknya Rp3 triliun dengan tenor obligasi 3 tahun, 5 tahun, dan 7 tahun.
Dana obligasi dan sukuk ini akan digunakan untuk pengembangan angkutan batu bara Sumatera bagian selatan sebesar Rp1,815 triliun, pembayaran jatuh tempo obligasi I tahun 2017 seri A sebesar Rp1 triliun, dan pengadaan sarana KA Bandara Internasional Adi Soemarmo (BIAS) sebesar Rp185 miliar.
Obligasi dan sukuk ini mendapatkan peringkat idAA + (Double A plus; Stable) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) pada tanggal 13 April 2022.
Obligasi dan sukuk terbagi menjadi 2 seri di mana Seri A berjangka waktu 5 tahun dengan asumsi indikasi tingkat kupon obligasi dan sukuk 7,45 persen - 8,10 persen per tahun, Seri B berjangka waktu 7 tahun dengan asumsi indikasi tingkat kupon obligasi dan/atau sukuk 7,80 persen - 8,50 persen per tahun.
Bunga obligasi dan sukuk dibayarkan triwulan 30/360, sesuai dengan tanggal pembayaran masing-masing bunga obligasi dan sukuk.
"KAI siap untuk menyongsong hal tersebut dengan secara kontinu meningkatkan kompetensi dengan didukung oleh kemampuan kolaborasi dan perencanaan yang baik," ujarnya.
Didiek menambahkan batu bara merupakan komoditi angkutan barang terbesar KAI. Pada tahun 2021, KAI mengangkut 38,36 juta ton batu bara, atau 76,32 persen dari total angkutan barang KAI sebesar 50,26 juta ton.
KAI menargetkan volume angkutan batu bara menjadi sebanyak 105,25 juta ton di tahun 2027, meningkat 174,38 persen dibanding pencapaian di tahun 2021.
Rencana pengembangan Sumatera bagian selatan sejalan dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang masih mengandalkan batu bara dan rencana PT BA untuk meningkatkan produksi batu bara.
Sinergi BUMN antara KAI, Bukit Asam, dan PLN untuk mendukung ketahanan energi nasional dimana KAI akan menyediakan layanan angkutan barang yang dapat diandalkan.
KAI akan memperbarui sistem persinyalan serta membangun jalur ganda untuk meningkatkan kapasitas lintas sehingga lebih banyak perjalanan KA yang beroperasi.
"Selain itu, KAI juga akan melakukan pengembangan pada fasilitas perawatan sarana dan prasarana serta pengembangan stasiun muat dan bongkar. Dengan sarana dan prasarana yang andal maka volume angkutan batu bara dapat ditingkatkan," katanya.
Baca juga: KAI: Jumlah penumpang jarak jauh KA naik 46 persen di libur Idul Adha
Baca juga: Ini ternyata pemanfaatan Sukuk Negara
Baca juga: KAI terbitkan obligasi kedua, ganti 672 kereta tua
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo pada acara Investor Gathering di Jakarta, Kamis, mengatakan KAI telah membuktikan diri menjadi salah satu pilar utama layanan transportasi.
"Penawaran umum kali ini, akan kami gunakan sebaik mungkin dalam rangka peningkatan angkutan kereta api, terutama angkutan barang serta angkutan penumpang," kata Didiek.
Ia mengatakan penawaran tersebut merupakan wujud dari komitmen KAI dalam mencapai pertumbuhan berkelanjutan sehingga kereta api dapat menjadi tulang punggung transportasi massal yang dapat diandalkan baik untuk angkutan penumpang maupun barang bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Pada tahun 2021, KAI melayani sebanyak 155 juta penumpang dan 50,3 juta ton barang untuk angkutan barang. Adapun realisasi Semester I tahun 2022 ini, jumlah penumpang KAI telah mencapai 119,8 juta dan volume angkutan barang telah mencapai 26,8 juta ton.
Ia menjelaskan, penjamin pelaksana emisi dalam obligasi ini yaitu Mandiri Sekuritas, CIMB Sekuritas, dan BRI Danareksa Sekuritas.
Total nilai emisi obligasi dan sukuk ini adalah sebanyak-banyaknya Rp3 triliun dengan tenor obligasi 3 tahun, 5 tahun, dan 7 tahun.
Dana obligasi dan sukuk ini akan digunakan untuk pengembangan angkutan batu bara Sumatera bagian selatan sebesar Rp1,815 triliun, pembayaran jatuh tempo obligasi I tahun 2017 seri A sebesar Rp1 triliun, dan pengadaan sarana KA Bandara Internasional Adi Soemarmo (BIAS) sebesar Rp185 miliar.
Obligasi dan sukuk ini mendapatkan peringkat idAA + (Double A plus; Stable) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) pada tanggal 13 April 2022.
Obligasi dan sukuk terbagi menjadi 2 seri di mana Seri A berjangka waktu 5 tahun dengan asumsi indikasi tingkat kupon obligasi dan sukuk 7,45 persen - 8,10 persen per tahun, Seri B berjangka waktu 7 tahun dengan asumsi indikasi tingkat kupon obligasi dan/atau sukuk 7,80 persen - 8,50 persen per tahun.
Bunga obligasi dan sukuk dibayarkan triwulan 30/360, sesuai dengan tanggal pembayaran masing-masing bunga obligasi dan sukuk.
"KAI siap untuk menyongsong hal tersebut dengan secara kontinu meningkatkan kompetensi dengan didukung oleh kemampuan kolaborasi dan perencanaan yang baik," ujarnya.
Didiek menambahkan batu bara merupakan komoditi angkutan barang terbesar KAI. Pada tahun 2021, KAI mengangkut 38,36 juta ton batu bara, atau 76,32 persen dari total angkutan barang KAI sebesar 50,26 juta ton.
KAI menargetkan volume angkutan batu bara menjadi sebanyak 105,25 juta ton di tahun 2027, meningkat 174,38 persen dibanding pencapaian di tahun 2021.
Rencana pengembangan Sumatera bagian selatan sejalan dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang masih mengandalkan batu bara dan rencana PT BA untuk meningkatkan produksi batu bara.
Sinergi BUMN antara KAI, Bukit Asam, dan PLN untuk mendukung ketahanan energi nasional dimana KAI akan menyediakan layanan angkutan barang yang dapat diandalkan.
KAI akan memperbarui sistem persinyalan serta membangun jalur ganda untuk meningkatkan kapasitas lintas sehingga lebih banyak perjalanan KA yang beroperasi.
"Selain itu, KAI juga akan melakukan pengembangan pada fasilitas perawatan sarana dan prasarana serta pengembangan stasiun muat dan bongkar. Dengan sarana dan prasarana yang andal maka volume angkutan batu bara dapat ditingkatkan," katanya.
Baca juga: KAI: Jumlah penumpang jarak jauh KA naik 46 persen di libur Idul Adha
Baca juga: Ini ternyata pemanfaatan Sukuk Negara
Baca juga: KAI terbitkan obligasi kedua, ganti 672 kereta tua
Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: