Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendorong warga sekolah dan warga yang tinggal di sekitar lingkungan sekolah menjalani vaksinasi COVID-19 dosis ketiga atau dosis penguat.

"Kami mendorong pendidik dan tenaga kependidikan serta warga sekolah lainnya untuk melakukan vaksinasi hingga dosis penguat. Begitu juga warga lansia di sekitar sekolah. Ini dilakukan untuk mitigasi risiko penularan COVID-19 di sekolah," kata Direktur Sekolah Dasar Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek Mohammad Hasbi dalam telekonferensi yang diikuti dari Jakarta, Kamis.

Ia mengemukakan, jika vaksinasi penguat sudah mencakup 80 persen warga maka risiko penularan COVID-19 selama pembelajaran tatap muka 100 persen bisa diminimalkan.

"Membawa anak-anak kembali ke sekolah merupakan strategi yang efektif dibandingkan strategi pembelajaran lainnya," kata Hasbi.

Kemendikbudristek bersama Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Agama, dan Kementerian Kesehatan telah menerbitkan panduan pelaksanaan pembelajaran pada masa pandemi COVID-19.

"Panduan yang terbaru mengatur pembelajaran tatap muka 100 persen," kata Hasbi.

Ia mengatakan bahwa pembelajaran tatap muka 100 persen bisa dilaksanakan di wilayah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat level satu hingga empat dengan cakupan vaksinasi dosis penguat 80 persen.

Selain menerbitkan panduan pelaksanaan pembelajaran pada masa pandemi, Kemendikbudristek memperkenalkan Kurikulum Merdeka untuk mengatasi learning loss akibat pandemi COVID-19. Learning loss adalah istilah yang digunakan untuk menyebut hilangnya pengetahuan dan keterampilan akademik atau terjadinya kemunduran proses akademik karena faktor tertentu.

Baca juga:
Penerima vaksinasi dosis penguat capai 52,21 juta jiwa
Jawa Tengah percepat vaksinasi penguat setelah kenaikan kasus COVID-19