KMAN VI momentum perlihatkan keberagaman Indonesia
14 Juli 2022 16:24 WIB
Bupati Jayapura sekaligus Ketua Panitia KMAN VI Mathius Awoitauw (kedua kanan) dan Sekjen AMAN Rukka Sombolinggi (kedua kiri) dalam konferensi pers terkait pelaksanaan KMAN VI di Jakarta, Kamis (14/7/2022). ANTARA/Prisca Triferna.
Jakarta (ANTARA) - Bupati Jayapura sekaligus Ketua Panitia Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI Mathius Awoitauw mengatakan kongres itu akan menjadi momentum untuk memperlihatkan indahnya keberagaman di Indonesia.
"Ini momentum yang luar biasa menyatakan bahwa keberagaman kita itu indah," kata dia dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Dia memberi contoh bahwa masyarakat adat di Papua yang menjadi tuan rumah kongres yang akan digelar di Wilayah Adat Tabi, Papua pada 24-30 Oktober 2022 itu, telah melakukan persiapan untuk memastikan kenyamanan berbagai perwakilan masyarakat dari berbagai daerah di Tanah Air yang memiliki beragam latar belakang.
Mathius menjelaskan bahwa pelaksanaan acara itu mendapat dukungan dari pemerintah daerah karena merupakan momentum penting memperlihatkan bahwa masyarakat adat berperan penting dalam upaya menjaga ketahanan bangsa.
Baca juga: Bupati Jayapura minta Presiden hadiri Kongres Masyarakat Adat di Papua
KMAN VI yang diperkirakan dihadiri oleh 5.000-10.000 peserta dari seluruh Indonesia, kata dia, akan menjadi "pelangi indah" di Wilayah Adat Tabi sebagai menjadi tuan rumah.
"Kita harus bersatu dan kompak karena ini adalah persembahan luar biasa bagi masyarakat adat. Kita akan sambut saudara-saudara kita," tuturnya.
Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Rukka Sombolinggi menyampaikan terima kasih atas dukungan yang datang dari berbagai pihak, terutama masyarakat adat di Wilayah Adat Tabi.
Dia menyatakan bahwa KMAN VI ingin memperlihatkan bahwa masyarakat adat merupakan komponen penting dan garda terdepan menjaga identitas bangsa, yang menjadi alasan mengapa dipilih tema "Bersatu Pulihkan Kedaulatan Masyarakat Adat untuk Menjaga Identitas Kebangsaan Indonesia yang Beragam dan Tangguh Menghadapi Krisis".
"Kami akan hadir sebagai saudara, bukan tamu. Semua akan berkumpul di Wilayah Adat Tabi, tinggal di rumah penduduk, dan makan dari makanan yang dikonsumsi masyarakat adat di sana," kata dia.
Baca juga: KSP tegaskan pembebasan lahan Trans Papua penuhi hak masyarakat adat
Baca juga: Kemendikbudristek-UGM dorong pemberdayaan masyarakat adat di Muna
Baca juga: Pangan lokal disiapkan jadi menu utama Kongres AMAN di Jayapura-Papua
"Ini momentum yang luar biasa menyatakan bahwa keberagaman kita itu indah," kata dia dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Dia memberi contoh bahwa masyarakat adat di Papua yang menjadi tuan rumah kongres yang akan digelar di Wilayah Adat Tabi, Papua pada 24-30 Oktober 2022 itu, telah melakukan persiapan untuk memastikan kenyamanan berbagai perwakilan masyarakat dari berbagai daerah di Tanah Air yang memiliki beragam latar belakang.
Mathius menjelaskan bahwa pelaksanaan acara itu mendapat dukungan dari pemerintah daerah karena merupakan momentum penting memperlihatkan bahwa masyarakat adat berperan penting dalam upaya menjaga ketahanan bangsa.
Baca juga: Bupati Jayapura minta Presiden hadiri Kongres Masyarakat Adat di Papua
KMAN VI yang diperkirakan dihadiri oleh 5.000-10.000 peserta dari seluruh Indonesia, kata dia, akan menjadi "pelangi indah" di Wilayah Adat Tabi sebagai menjadi tuan rumah.
"Kita harus bersatu dan kompak karena ini adalah persembahan luar biasa bagi masyarakat adat. Kita akan sambut saudara-saudara kita," tuturnya.
Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Rukka Sombolinggi menyampaikan terima kasih atas dukungan yang datang dari berbagai pihak, terutama masyarakat adat di Wilayah Adat Tabi.
Dia menyatakan bahwa KMAN VI ingin memperlihatkan bahwa masyarakat adat merupakan komponen penting dan garda terdepan menjaga identitas bangsa, yang menjadi alasan mengapa dipilih tema "Bersatu Pulihkan Kedaulatan Masyarakat Adat untuk Menjaga Identitas Kebangsaan Indonesia yang Beragam dan Tangguh Menghadapi Krisis".
"Kami akan hadir sebagai saudara, bukan tamu. Semua akan berkumpul di Wilayah Adat Tabi, tinggal di rumah penduduk, dan makan dari makanan yang dikonsumsi masyarakat adat di sana," kata dia.
Baca juga: KSP tegaskan pembebasan lahan Trans Papua penuhi hak masyarakat adat
Baca juga: Kemendikbudristek-UGM dorong pemberdayaan masyarakat adat di Muna
Baca juga: Pangan lokal disiapkan jadi menu utama Kongres AMAN di Jayapura-Papua
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022
Tags: