Jakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan perjalanan 100 tahun industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di Indonesia merupakan momen untuk terus meningkatkan kinerja sektor tersebut.

“Merunut sejarah, industri tekstil modern Indonesia diawali dengan berdirinya Textiel Inrichting Bandoeng (TIB) pada 1922. Artinya telah mencapai satu abad atau 100 tahun di tahun 2022 ini," kata Menperin lewat keterangannya di Jakarta, Kamis.

Menperin memaparkan TIB merupakan Balai Besar Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri Tekstil yang membidani pendidikan vokasi tekstil tertua di Indonesia, dengan nama kini Politeknik Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT) Bandung.

Industri TPT, lanjutnya, berperan strategis dalam pembangunan nasional dan daya saingnya didukung dengan struktur industri yang telah terintegrasi dari hulu hingga hilir, sehingga semakin kompetitif di pasar dalam negeri dan ekspor.

Industri TPT juga berkontribusi menyerap tenaga kerja 3,65 juta orang berdasarkan data Agustus 2021 dan menjadi salah satu prioritas pengembangan dalam Peta Jalan Making Indonesia 4.0.

Pengembangan industri TPT melalui Industri 4.0 bertujuan meningkatkan daya saing industri tekstil dalam negeri dengan memanfaatkan teknologi yang mampu memproduksi tekstil sandang maupun tekstil untuk kebutuhan yang lebih spesifik.

Baca juga: Kemenperin beri layanan berbasis solusi jaga produktivitas tekstil

Dalam usia yang matang, industri TPT diharapkan terus berkembang dengan inovasi melalui aplikasi baru dan cara berproduksi. Apalagi industri TPT itu juga berhadapan dengan persoalan lingkungan yang mendorong penerapan ekonomi sirkular melalui konsep sustainable textile and fashion.

Menperin mengatakan Kemenperin terus berupaya meningkatkan daya saing industri TPT antara lain melalui program pemberian insentif potongan harga mesin. Hingga saat ini 10 perusahaan telah memanfaatkan program itu melalui Perjanjian Pemberian Penggantian Potongan Harga (P4H).

Untuk 2022 Kemenperin fokus dalam pemberian insentif pembelian mesin bagi industri penyempurnaan kain dan industri pencetakan kain, serta pada mesin/peralatan dengan teknologi 4.0 seperti artificial intelligence, internet of things, augmented reality/virtual reality, advanced robotics, 3D printing dan machine to machine communication.

“Hal ini agar perusahaan industri TPT dapat menggunakan mesin dan peralatan lebih modern, efisien, hemat energi, serta lebih ramah lingkungan,” jelas Menperin.

Selain itu Kemenperin mendukung penciptaan sumber daya manusia (SDM) industri yang terlatih dan kompeten, salah satunya melalui pendidikan vokasi.

Baca juga: Restrukturisasi kredit TPT upaya tingkatkan penyerapan tenaga kerja

Berawal dari kursus tenun yang diminati oleh pelopor-pelopor industri tenun dari seluruh penjuru Nusantara, Politeknik STTT Bandung kini menjadi sekolah pendidikan vokasi yang menyiapkan SDM industri yang unggul dan kompeten di bidang tekstil.

“Selama perjalanannya, Politeknik STTT Bandung telah menjadi centre of excellence dalam bidang sains dan teknologi tekstil. Sekolah ini juga menjadi satelit digital Pusat Industri Digital Indonesia (PIDI) 4.0 yang akan menjadi showcase industri 4.0 di bidang tekstil sekaligus research center pengembangan Industri 4.0,” jelas Menperin.

Selain itu Kemenperin memiliki Balai Besar Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri Tekstil atau disebut Balai Besar Tekstil (BBT) di Bandung yang sejak awal memiliki peran strategis dalam penjaminan kualitas bahan baku tekstil, penyuluhan industri, dan pengembangan teknologi tekstil.

BBT hadir sebagai mitra industri TPT yang saat ini tengah melakukan percepatan transformasi layanan-layanan baru yang menjawab kebutuhan industri yang aktual yakni lembaga sertifikasi industri hijau, laboratorium pengujian masker medis dan masker respirator, dan lembaga pemeriksa halal.

Selain itu membangun Industrial Service & Solution Center (ISSC) yang mendekatkan industri dengan informasi kebijakan Kemenperin melalui akses terpadu seperti Self-Assessment TKDN dan Self-Assessment INDI 4.0; serta menawarkan fasilitas tesbed teknologi proses TPT yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan produk industri TPT.

"Dengan tagline one stop solution for textile industries, ISSC diharapkan dapat menjadi pusat solusi bagi permasalahan stakeholder dan memperkuat koneksi antara seluruh pemangku untuk bersama-sama memajukan pertekstilan Indonesia," kata Menperin.

Baca juga: Kemenperin: Capai kedaulatan sandang, kualitas produk perlu terjamin