Jakarta (ANTARA) - Maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia optimistis mampu meraih kinerja positif secara bertahap pada semester kedua tahun ini sejalan dengan akselerasi pemulihan kinerja pasca kesepakatan homologasi.

"Kami optimistis melalui momentum tercapainya homologasi PKPU, Garuda dapat secara konsisten mempertahankan capaian kinerja positif serta ke depannya dapat segera membukukan profit," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Proyeksi pencatatan kinerja positif itu tercermin melalui kinerja pendapatan usaha pada Mei 2022. Garuda berhasil membukukan profitabilitas melalui pendapatan rute angkutan penumpang, kargo, charter maupun pendapatan penunjang lainnya.

Walaupun pendapatan usaha Garuda belum sepenuhnya pulih bila dibandingkan dengan periode prapandemi, kata Irfan, kinerja profitabilitas yang mulai diperoleh Garuda tercapai setelah melakukan berbagai langkah penerapan cost leadership yang turut diselaraskan melalui restrukturisasi kewajiban usaha pada proses PKPU.

"Proyeksi kinerja positif di tahun 2022 akan terus kami optimalkan secara bertahap hingga dua sampai tiga tahun mendatang agar dapat kembali ke level periode masa sebelum pandemi," ujarnya.

Lebih lanjut Irfan menyampaikan bahwa tahun ini menjadi masa yang krusial terkait proses pemulihan kinerja selaras dengan berbagai langkah strategis yang terus dioptimalkan perusahaan. Homologasi proses PKPU merupakan basis misi restrukturisasi yang dijalankan oleh Garuda.

Berdasarkan laporan keuangan (audited) tahun 2021, Garuda secara grup mencatatkan pendapatan usaha sebesar 1,33 miliar dolar AS atau turun 10,43 persen dibandingkan dengan pendapatan usaha pada tahun 2020.

Pendapatan usaha itu ditunjang oleh pendapatan penerbangan berjadwal sebesar 1,04 miliar dolar AS, penerbangan tidak berjadwal sebesar 88,05 juta dolar AS, dan pendapatan lainnya sebesar 207 juta dolar AS.

Selain itu, sepanjang tahun lalu, grup Garuda turut mencatatkan penurunan beban usaha sebesar 21,03 persen menjadi 2,6 miliar dolar AS bila dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020.

Irfan menyampaikan bahwa tahun 2021 adalah fase puncak pandemi dengan tingkat positive rate tertinggi sepanjang pandemi berlangsung di Indonesia. Kondisi itu berdampak langsung pada tingkat kepercayaan masyarakat untuk terbang, sehingga terjadi penurunan trafik penumpang secara signifikan sepanjang tahun lalu.

"Tekanan kinerja yang dihadapi Garuda selama lebih dari dua tahun terakhir berdampak pada kinerja keuangan yang mengalami penurunan kinerja yang signifikan," kata Irfan.

"Dengan berbagai momentum strategis yang terus diakselerasikan perusahaan pada tahun 2022 ini, kami optimistis kinerja korporasi akan berangsur pulih dalam waktu dekat melalui basis optimalisasi kinerja positif pada lini pendapatan usaha Garuda," pungkasnya.


Baca juga: Ekonom nilai Garuda Indonesia akan jadi pemain global
Baca juga: Sri Mulyani cairkan PMN Garuda usai disetujui 365 perwakilan kreditur
Baca juga: Akademisi: Perlu pengawasan berlapis di BUMN cegah praktik korupsi