G20 Indonesia
Indonesia mendapat apresiasi terkait transparansi perdagangan pangan
13 Juli 2022 18:20 WIB
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian RI Kasdi Subagyono (kanan) memberikan keterangan usai pertemuan Sherpa G20 di Hotel Meruorah Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, Selasa (12/72022). (ANTARA/Aloysius Lewokeda)
Labuan Bajo (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian RI Kasdi Subagyono mengatakan Indonesia mendapat apresiasi negara-negara peserta G20 terkait pengusulan transparansi di dalam perdagangan pangan antarnegara.
"Indonesia diapresiasi terkait transparansi perdagangan pangan dan banyak sekali negara yang menyetujuinya," katanya di Labuan Bajo, Rabu.
Ia menjelaskan negara-negara G20 berharap adanya perdagangan pangan yang bisa diprediksi.
Baca juga: Indonesia tekankan implementasi ekonomi berkelanjutan di G20
"Jadi perdagangan pangan yang transparan dan bisa diprediksi atau predictable itu yang diinginkan," katanya.
Ia menjelaskan sejumlah topik terkait pangan yang selama ini dibahas di antaranya berkaitan dengan produksi pangan Indonesia, global, keamanan, kemandirian, dan distribusi pangan antarnegara.
Selain itu, katanya, berkaitan dengan kehilangan pangan saat panen, dihidangkan, dan dihitung sebagai kehilangan pangan atau food lost.
Baca juga: Sherpa G20 dorong transisi energi yang transparan
Baca juga: Delegasi Sherpa G20 diajak cairkan suasana dengan mendaki Bukit Padar
"Yang dihidangkan itu berkaitan dengan sampah pangan yang cukup besar dan itu akan kita tangani," katanya.
Kasdi menambahkan sistem informasi berkaitan dengan pasar pertanian, pangan, dan pengembangan peran kaum muda atau milenial dan perempuan dalam menggerakkan pertanian, serta digitalisasi pertanian dan intervensi inovasi teknologi menjadi topik krusial disampaikan dalam pertemuan itu.
Pertemuan kedua Sherpa G20 di Labuan Bajo yang berlangsung pada 10-13 Juli 2022 dihadiri secara langsung delegasi 19 negara anggota G20, 9 negara undangan, dan 10 organisasi internasional. Satu negara anggota G20 yang hadir virtual, yakni Amerika Serikat.
"Indonesia diapresiasi terkait transparansi perdagangan pangan dan banyak sekali negara yang menyetujuinya," katanya di Labuan Bajo, Rabu.
Ia menjelaskan negara-negara G20 berharap adanya perdagangan pangan yang bisa diprediksi.
Baca juga: Indonesia tekankan implementasi ekonomi berkelanjutan di G20
"Jadi perdagangan pangan yang transparan dan bisa diprediksi atau predictable itu yang diinginkan," katanya.
Ia menjelaskan sejumlah topik terkait pangan yang selama ini dibahas di antaranya berkaitan dengan produksi pangan Indonesia, global, keamanan, kemandirian, dan distribusi pangan antarnegara.
Selain itu, katanya, berkaitan dengan kehilangan pangan saat panen, dihidangkan, dan dihitung sebagai kehilangan pangan atau food lost.
Baca juga: Sherpa G20 dorong transisi energi yang transparan
Baca juga: Delegasi Sherpa G20 diajak cairkan suasana dengan mendaki Bukit Padar
"Yang dihidangkan itu berkaitan dengan sampah pangan yang cukup besar dan itu akan kita tangani," katanya.
Kasdi menambahkan sistem informasi berkaitan dengan pasar pertanian, pangan, dan pengembangan peran kaum muda atau milenial dan perempuan dalam menggerakkan pertanian, serta digitalisasi pertanian dan intervensi inovasi teknologi menjadi topik krusial disampaikan dalam pertemuan itu.
Pertemuan kedua Sherpa G20 di Labuan Bajo yang berlangsung pada 10-13 Juli 2022 dihadiri secara langsung delegasi 19 negara anggota G20, 9 negara undangan, dan 10 organisasi internasional. Satu negara anggota G20 yang hadir virtual, yakni Amerika Serikat.
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: