Singapura (ANTARA) - Euro melayang di atas paritas terhadap dolar di sesi Asia pada Rabu sore, dengan para pedagang waspada terhadap mata uang tunggal yang kemungkinan dipaksa jatuh ke level yang tidak terlihat selama beberapa dekade, jika data inflasi AS yang akan dirilis hari ini meroket.
Greenback menguat di perdagangan Asia dan dolar Selandia Baru maupun won Korea Selatan tidak mendapat banyak dukungan dari kenaikan suku bunga 50 basis poin oleh bank sentral mereka.
Euro melemah di 1,0036 dolar. Mata uang tunggal jatuh hampir 12 persen tahun ini dan tergelincir ke level terendah 20 tahun pada Selasa (12/7/2022) karena perang di Ukraina telah memicu krisis energi yang telah merusak prospek pertumbuhan benua itu.
Mata uang bersama turun serendah 1,00005 dolar pada platform transaksi Electronic Broking Services yang paling banyak digunakan dan menyentuh satu dolar pada transaksi Reuters semalam.
Analis mengatakan, euro bisa jatuh lebih jauh jika harga konsumen AS yang naik cepat membuat investor bertaruh pada kenaikan suku bunga AS.
Para ekonom memperkirakan inflasi AS meningkat menjadi 8,8 persen tahun-ke-tahun pada Juni, tertinggi 40 tahun, yang kemungkinan akan memperkuat ekspektasi kenaikan suku bunga dan membantu dolar lebih tinggi lagi.
Baca juga: Dolar ke puncak tertinggi 2 dekade, saat euro jatuh terendah di Asia
"Saya pikir dolar AS akan terus meningkat jika IHK AS lebih kuat dari yang diharapkan," kata Ahli Strategi Commonwealth Bank of Australia, Joe Capurso, di Sydney. "Pasti ada peluang yang sangat bagus bahwa euro jatuh di bawah paritas malam ini."
Euro jatuh di bawah paritas dengan franc Swiss bulan lalu dan menggoda penurunan di bawah rata-rata pergerakan 200 hari terhadap pound.
Melemahnya euro dan yen telah mengangkat indeks dolar AS, yang mencapai puncak dua dekade 108,560 minggu ini dan melayang di 108,18 di perdagangan Asia pada Rabu.
Yen Jepang telah terpukul tahun ini karena bank sentral Jepang tetap dengan kebijakan moneter sangat longgar yang kontras dengan pengetatan hampir di semua tempat lain.
Mata uang Jepang berada di bawah tekanan di 137,05 per dolar pada Rabu setelah mencapai level terendah sejak 1998 pada Senin (11/7/2022) di 137,75.
Dolar Australia stabil di 0,6767 dolar AS, sedikit di atas terendah dua tahun 0,6712 dolar AS yang dibuat pada Selasa (12/7/2022).
Baca juga: Dolar bertahan kuat di Asia, kekhawatiran resesi pukul euro dan pound
Sterling juga tergelincir karena dolar yang lebih kuat dan analis melihatnya terpaut setelah pengunduran diri Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pekan lalu.
Terakhir sterling dibeli 1,19 dolar dengan data produk domestik bruto yang akan dirilis pada pukul 06.00 GMT sebagai rintangan berikutnya. Pedagang memperkirakan Mei membawa pertumbuhan nol.
Delapan Konservatif berlomba-lomba untuk menggantikan Johnson.
"Kombinasi dari pertumbuhan yang lambat, utang dan inflasi yang tinggi kemungkinan akan terbukti sangat sulit bagi kepemimpinan Tory yang baru," kata Ahli Strategi Senior Rabobank Jane Foley. "Sterling mungkin mengalami kekurangan arah baru sampai PM baru ada."
Di Selandia Baru dan Korea Selatan, kenaikan suku bunga sebagian besar terjadi seperti yang diharapkan. Won Korea Selatan sedikit menguat, sementara dolar Selandia Baru turun sedikit menjadi 0,6131 dolar AS - hampir di atas level terendah dua tahun Senin (11/7/2022) di 0,6098 dolar AS.
"Tidak ada perubahan nada yang nyata," kata Ahli Strategi BNZ, Jason Wong, di Wellington, tentang keputusan bank sentral Selandia Baru, menambahkan bahwa IHK AS kemungkinan akan mendorong langkah kiwi selanjutnya. "Kami berada di bawah keinginan dolar AS."
Baca juga: IMF: Kedalaman pasar valas penentu optimalnya nilai tukar saat gejolak
Dolar menguat dan Euro jatuh di Asia, pasar tunggu data inflasi AS
13 Juli 2022 15:45 WIB
Ilustrasi - lembaran mata uang Euro dan Dolar AS. ANTARA/REUTERS/Dado Ruvic/aa.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022
Tags: