Oleh karenanya berbagai negara dengan pasar valas yang dalam dan akses pasar berkelanjutan memungkinkan penyesuaian penuh nilai tukar yang optimal suatu negara.
"Anda akan benar-benar dapat menggunakan instrumen kebijakan konvensional dan memungkinkan untuk penyesuaian nilai tukar dengan pasar valas yang dalam," kata Christopher dalam Kegiatan Sampingan G20 Indonesia 2022 bertajuk "Central Bank Policy Mix for Stability and Economic Recovery" di Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu.
Baca juga: IMF: Kebijakan Nilai Tukar Bukan Obat Mujarab
Untuk negara dengan tekanan yang signifikan, Christopher menuturkan instrumen lain dapat memainkan peran yang berguna untuk kejutan tertentu.
"Sangat penting instrumen lain tersebut dipersiapkan, setidaknya untuk berpotensi memainkan peran konstruktif dalam membantu mencapai tujuan stabilitas makroekonomi dan stabilitas," ungkapnya.
Baca juga: IMF: jangan bebankan semua kepada kebijakan moneter