Jakarta (ANTARA) - Arsitektur kesehatan global menjadi salah satu isu prioritas yang dibahas dalam sesi pertama Pertemuan Sherpa ke-2 Presidensi G20 Indonesia di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Topik tersebut mengemuka karena pandemi COVID-19 yang masih berlangsung dan berdampak pada perekonomian banyak negara. Selain itu dampak ketegangan geopolitik juga telah mempengaruhi ketahanan pangan global, karena menyebabkan kenaikan harga akibat distribusi terhambat.

“Sudah menjadi tugas kita sebagai sherpa untuk memastikan lingkungan kerja yang kondusif serta bagaimana kita dapat mengubah saran teknis dan kebijakan yang kompleks menjadi aksi konkret untuk Kepala Negara kita,” kata Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.

Presidensi G20 Indonesia telah mendorong penguatan ketahanan kesehatan global untuk memastikan G20 berkontribusi pada penguatan sistem kesehatan global yang lebih inklusif dan responsif terhadap krisis.

Penguatan sistem kesehatan global akan membuka jalan bagi pemulihan global yang inklusif, termasuk di sektor pariwisata dan pertanian. Oleh karena itu, sesi pertama dibuka oleh laporan perkembangan dari sejumlah pertemuan kelompok kerja yaitu kesehatan, pertanian, dan pariwisata.

Baca juga: Pertemuan Sherpa ke-2 bahas isu prioritas ekonomi digital

Pada sektor kesehatan telah disampaikan sejumlah hasil bahasan mengenai inisiatif G20 pada Presidensi Indonesia yakni Financial Intermediary Fund dan Finance Health Platform sebagai sarana pendanaan. Sesi tersebut membahas mengenai pentingnya sentralitas dan kepemimpinan WHO, serta komitmen negara-negara di dunia terhadap prinsip-prinsip kesehatan.

Mengenai sektor pertanian, telah dibahas pentingnya mengembangkan sektor pertanian yang tahan terhadap perubahan iklim, kemudian perlunya perdagangan bahan pangan yang mengutamakan prinsip terbuka, dapat diprediksi, non-diskriminatif, dan transparan. Selain itu soal tantangan petani kecil, termasuk petani perempuan dan digitalisasi pertanian.

Pada sektor pariwisata, ada beberapa tindakan yang diperlukan untuk mendukung transformasi sektor pariwisata pascapandemi yaitu antara lain sumber daya manusia, inovasi, digitalisasi, dan ekonomi kreatif; pemberdayaan perempuan dan pemuda, aksi iklim, konservasi keanekaragaman hayati dan ekonomi sirkular serta kerangka kebijakan, tata kelola, dan investasi.

“Kami sangat mendukung kerja sama antara Health and Finance Task Force. G20 juga harus menghasilkan nilai nyata yang meningkatkan akses vaksin ke dunia,” ungkap Delegasi Perancis mengenai isu kesehatan pada sesi ini.

Adapun sejumlah negara, contohnya Amerika Serikat, mengapresiasi Indonesia dalam inisiatif Financial Intermediary Fund yang dilakukan oleh kelompok kerja kesehatan bersama Finance Track. Turkiye juga menyambut baik promosi ketahanan pariwisata melalui pendekatan berjenjang dari G20 Bali Guidelines.

Baca juga: Menko Airlangga sebut ekonomi sirkular dapat tingkatkan PDB Indonesia
Baca juga: Delegasi Sherpa G20 belanja produk UMKM di Pulau Komodo