Jakarta (ANTARA) -
Anggota Komisi IX DPR Muchamad Nabil Haroe mengimbau semua elemen masyarakat tidak lengah terhadap lonjakan kasus penularan COVID-19.

"Imbauan Presiden Joko Widodo penting sekali saat ini. Jangan sampai lengah terhadap lonjakan COVID-19, jangan sampai kecolongan dua atau tiga kali. Jadi, saat ini harus waspada dan ketat secara prosedur untuk situasi normal baru, penggunaan masker jadi penting," kata Nabil di Jakarta Rabu.

Kasus COVID-19 di Indonesia kembali menunjukkan kenaikan beberapa pekan terakhir. Kondisi tersebut menurutnya harus menjadi perhatian dan masyarakat bisa merespons dengan meningkatkan kedisiplinan dalam menggunakan masker.

Nabil meminta masyarakat jangan sampai lengah, sehingga imbauan untuk penggunaan masker harus benar-benar jadi perhatian dan dijalankan. Presiden Joko Widodo secara tegas menyampaikan masyarakat harus kembali menggunakan masker di dalam dan di luar ruangan.

Baca juga: Australia akan perluas vaksinasi COVID dosis ke-4 untuk lawan Omicron

Selain itu, dia meminta Pemerintah memperketat pintu masuk di kantor imigrasi, kawasan perbatasan, bandara, dan pelabuhan, karena mobilitas di tempat-tempat tersebut cukup tinggi.

"Sangat penting untuk dikawal. Ini harus jadi prioritas bersama," tambahnya.

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam penggunaan masker, menurut dia, perlu ada edukasi dan kampanye penggunaan masker yang lebih mengena di publik. Tokoh-tokoh publik juga harus memberikan contoh dalam upaya mencegah penularan COVID-19.

"Tidak perlu seremonial, tapi yang penting mengena betul di publik. Jadi, kampanye ini penting, juga ada keteladanan dari pemimpin kita," tegasnya.

Kasus aktif COVID-19 Indonesia dalam sepekan terakhir kembali meningkat dengan lebih dari 20.000 kasus. Kebanyakan orang yang terpapar harus menjalani isolasi mandiri di rumah dan positivity rate saat ini sudah melewati ambang batas aman Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organisation (WHO).

Baca juga: Masyarakat diimbau kembali pakai masker di dalam maupun luar ruangan
Baca juga: Dokter: Vaksinasi booster dapat mencegah risiko gejala berat