Penerima beasiswa IBFL Adaro lulus dengan IPK rata-rata 3,50 di ULM
13 Juli 2022 00:06 WIB
Acara pelepasan mahasiswa penerima beasiswa IBFL di ruangan lecture theater Fakultas Ekonomi dan Bisnis ULM di Banjarmasin, Selasa (12/7/2022). (ANTARA/Firman)
Banjarmasin (ANTARA) - Para penerima beasiswa Indonesia Bright Future Leaders (IBFL) dari PT Adaro Indonesia berhasil lulus dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) rata-rata 3,50 di Universitas Lambung Mangkurat (ULM), perguruan tinggi negeri tertua dan terbaik di Kalimantan Selatan.
"Bahkan ada yang tertinggi IPK 3,90. Selain prestasi akademik, mahasiswa program IBFL juga mampu meraih banyak prestasi lainnya di luar kampus," kata Muhammad Effendi selaku Ketua Dewan Pengawas Yayasan Adaro Bangun Negeri saat acara pelepasan mahasiswa penerima beasiswa IBFL kelompok 1 (2018-2022) di ruangan lecture theater Fakultas Ekonomi dan Bisnis ULM di Banjarmasin, Selasa.
Ada 102 mahasiswa binaan Adaro yang kuliah di berbagai fakultas di ULM tahun ini lulus menandai keberhasilan empat tahun atau delapan semester masa studi Program Sarjana (S1) mereka yang ditanggung sepenuhnya beasiswa IBFL dari Adaro Foundation yang menjadi bagian dari Program "Adaro Nyalakan Ilmu".
Effendi berpesan agar alumni ULM dari beasiswa IBFL terus berkarya meraih kesuksesan di dunia kerja berbekal ilmu pengetahuan dan keterampilan yang didapat selama di bangku kuliah.
"Ini bukanlah akhir suatu perjalanan melainkan suatu permulaan di kehidupan selanjutnya," ucapnya menekankan.
Sementara Rektor ULM Prof Sutarto Hadi menyatakan program beasiswa IBFL sangatlah bagus karena tak hanya sekadar menyokong biaya kuliah tetapi dirancang suatu pembinaan berkelanjutan untuk pendidikan karakter guna membangun kompetensi mahasiswa.
"Beasiswa yang bagus ya seperti ini, tidak sekedar kasih duit dilepas. Sehingga betul-betul menyiapkan SDM yang memiliki pengetahuan dan karakter. Karena ini yang penting untuk kesuksesan seseorang di masa depan," jelasnya.
Sutarto pun yakin ULM dan Adaro telah mempersiapkan calon pemimpin Indonesia di masa depan melalui lulusan program beasiswa IBFL yang telah banyak menorehkan prestasi membanggakan.
Untuk itulah, dia mendorong agar program serupa bisa terus berlanjut. Sehingga Adaro bisa mendukung pembangunan sumber daya manusia di tempat perusahaan beroperasi.
"Kalimantan Selatan memiliki kekayaan sumber daya alam (SDA) melimpah. Tentu kekayaan itu harus dikonversi menjadi kekuatan SDM agar maju dan berkembang menjadi daerah makmur sejahtera. Kalau SDA habis, SDM tidak disiapkan kita kembali menjadi miskin," tegasnya.
Direktur Adaro Foundation Okty Damayanti menuturkan untuk periode 2022 sampai 2026 akan dilakukan kelompok 3 dengan total mahasiswa binaan Adaro saat ini sebanyak 228 orang.
Dijelaskannya IBFL memberikan peluang kepada anak-anak dari keluarga kurang mampu yang berasal dari daerah-daerah di provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah untuk melanjutkan pendidikan tinggi dan menempuh jurusan pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerahnya.
Anggaran untuk uang kuliah tunggal (UKT) sama dengan beasiswa bidikmisi. Karena biaya UKT yang sangat terjangkau Rp2.400.000 maka bisa membina mahasiswa dalam jumlah cukup banyak.
Adapun keuntungan yang didapatkan meliputi biaya UKT, biaya hidup, biaya tempat tinggal, BPJS Kesehatan, biaya hunian, dan pembinaan selama 4 tahun untuk memenuhi kebutuhan dasar mahasiswa.
"Kita juga lakukan pembinaan dalam pengembangan kemampuan kepemimpinan dan karakter, memiliki sosial skill, serta keterampilan hidup dan karier yang memadai untuk menghadapi dunia kerja," jelas Okty.
Acara pelepasan mahasiswa penerima beasiswa IBFL berlangsung meriah. Sejumlah atraksi panggung mahasiswa ditampilkan termasuk mereka dengan prestasi menonjol selama kuliah.
Di antaranya Arini Karima dari Program S1 Psikologi Fakultas Kedokteran ULM lulus IPK 3,68 pernah meraih juara 1 Putri Muslimah Sasirangan Kalimantan Selatan tahun 2021 dan juara 1 MTQMN tingkat nasional cabang Tahfidz 10 juz tahun 2021.
Kemudian Rahmad Ihza Mahendra yang kuliah di Program Studi Ilmu Hukum ULM lulus IPK 3,92 pernah juara debat hukum regional Kalimantan Selatan tahun 2019 dan anggota delegasi ULM di Parahyangan Legal Competition ajang kompetisi hukum terbesar tingkat nasional yang diselenggarakan Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan, Bandung.
Baca juga: ULM gandeng Universitas Cambridge jajaki kelas internasional
Baca juga: KLHK : Pelestarian hutan Kalimantan kurangi emisi gas rumah kaca
Baca juga: ULM terima hibah VR pengelolaan risiko bencana senilai Rp500 juta
"Bahkan ada yang tertinggi IPK 3,90. Selain prestasi akademik, mahasiswa program IBFL juga mampu meraih banyak prestasi lainnya di luar kampus," kata Muhammad Effendi selaku Ketua Dewan Pengawas Yayasan Adaro Bangun Negeri saat acara pelepasan mahasiswa penerima beasiswa IBFL kelompok 1 (2018-2022) di ruangan lecture theater Fakultas Ekonomi dan Bisnis ULM di Banjarmasin, Selasa.
Ada 102 mahasiswa binaan Adaro yang kuliah di berbagai fakultas di ULM tahun ini lulus menandai keberhasilan empat tahun atau delapan semester masa studi Program Sarjana (S1) mereka yang ditanggung sepenuhnya beasiswa IBFL dari Adaro Foundation yang menjadi bagian dari Program "Adaro Nyalakan Ilmu".
Effendi berpesan agar alumni ULM dari beasiswa IBFL terus berkarya meraih kesuksesan di dunia kerja berbekal ilmu pengetahuan dan keterampilan yang didapat selama di bangku kuliah.
"Ini bukanlah akhir suatu perjalanan melainkan suatu permulaan di kehidupan selanjutnya," ucapnya menekankan.
Sementara Rektor ULM Prof Sutarto Hadi menyatakan program beasiswa IBFL sangatlah bagus karena tak hanya sekadar menyokong biaya kuliah tetapi dirancang suatu pembinaan berkelanjutan untuk pendidikan karakter guna membangun kompetensi mahasiswa.
"Beasiswa yang bagus ya seperti ini, tidak sekedar kasih duit dilepas. Sehingga betul-betul menyiapkan SDM yang memiliki pengetahuan dan karakter. Karena ini yang penting untuk kesuksesan seseorang di masa depan," jelasnya.
Sutarto pun yakin ULM dan Adaro telah mempersiapkan calon pemimpin Indonesia di masa depan melalui lulusan program beasiswa IBFL yang telah banyak menorehkan prestasi membanggakan.
Untuk itulah, dia mendorong agar program serupa bisa terus berlanjut. Sehingga Adaro bisa mendukung pembangunan sumber daya manusia di tempat perusahaan beroperasi.
"Kalimantan Selatan memiliki kekayaan sumber daya alam (SDA) melimpah. Tentu kekayaan itu harus dikonversi menjadi kekuatan SDM agar maju dan berkembang menjadi daerah makmur sejahtera. Kalau SDA habis, SDM tidak disiapkan kita kembali menjadi miskin," tegasnya.
Direktur Adaro Foundation Okty Damayanti menuturkan untuk periode 2022 sampai 2026 akan dilakukan kelompok 3 dengan total mahasiswa binaan Adaro saat ini sebanyak 228 orang.
Dijelaskannya IBFL memberikan peluang kepada anak-anak dari keluarga kurang mampu yang berasal dari daerah-daerah di provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah untuk melanjutkan pendidikan tinggi dan menempuh jurusan pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerahnya.
Anggaran untuk uang kuliah tunggal (UKT) sama dengan beasiswa bidikmisi. Karena biaya UKT yang sangat terjangkau Rp2.400.000 maka bisa membina mahasiswa dalam jumlah cukup banyak.
Adapun keuntungan yang didapatkan meliputi biaya UKT, biaya hidup, biaya tempat tinggal, BPJS Kesehatan, biaya hunian, dan pembinaan selama 4 tahun untuk memenuhi kebutuhan dasar mahasiswa.
"Kita juga lakukan pembinaan dalam pengembangan kemampuan kepemimpinan dan karakter, memiliki sosial skill, serta keterampilan hidup dan karier yang memadai untuk menghadapi dunia kerja," jelas Okty.
Acara pelepasan mahasiswa penerima beasiswa IBFL berlangsung meriah. Sejumlah atraksi panggung mahasiswa ditampilkan termasuk mereka dengan prestasi menonjol selama kuliah.
Di antaranya Arini Karima dari Program S1 Psikologi Fakultas Kedokteran ULM lulus IPK 3,68 pernah meraih juara 1 Putri Muslimah Sasirangan Kalimantan Selatan tahun 2021 dan juara 1 MTQMN tingkat nasional cabang Tahfidz 10 juz tahun 2021.
Kemudian Rahmad Ihza Mahendra yang kuliah di Program Studi Ilmu Hukum ULM lulus IPK 3,92 pernah juara debat hukum regional Kalimantan Selatan tahun 2019 dan anggota delegasi ULM di Parahyangan Legal Competition ajang kompetisi hukum terbesar tingkat nasional yang diselenggarakan Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan, Bandung.
Baca juga: ULM gandeng Universitas Cambridge jajaki kelas internasional
Baca juga: KLHK : Pelestarian hutan Kalimantan kurangi emisi gas rumah kaca
Baca juga: ULM terima hibah VR pengelolaan risiko bencana senilai Rp500 juta
Pewarta: Firman
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2022
Tags: