QRIS di 4 negara ASEAN, ahli: harus ada timbal balik dari negara lain
12 Juli 2022 19:32 WIB
Warga memindai kode Quick Response Indonesian Standard (QRIS) untuk pembayaran digital di Pasar Tradisional Kliwon, Kudus, Jawa Tengah, Jumat (8/7/2022). Sejumlah pedagang di pasar itu menerapkan penggunaan pembayaran melalui QRIS guna mempermudah transaksi yang aman dan nyaman sekaligus untuk mewujudkan transformasi digital sektor keuangan. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/foc.
Jakarta (ANTARA) - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Nailul Huda mengatakan penerapan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) harus diiringi dengan penggunaan timbal balik dari empat negara ASEAN.
"Harus ada timbal balik penggunaan, misalnya negara Thailand juga menerapkan hal yang sama di empat negara lain yang bisa meningkatkan orang berkunjung ke Indonesia," katanya saat dihubungi Antara di Jakarta, Selasa.
Nailul berpendapat penggunaan QRIS di empat negara ASEAN yakni Malaysia, Thailand, Singapura dan Vietnam merupakan upaya yang bagus karena bisa memudahkan para wisatawan asal Indonesia saat bertransaksi tanpa perlu repot menukarkan uang rupiah ke mata uang negara yang tuju.
Baca juga: BI: 18,7 juta pedagang dan pengguna telah tersambung QRIS
Namun, kebijakan tersebut dinilainya masih sebatas berdampak pada kemudahan transaksi bagi wisatawan Indonesia dan belum berdampak kepada perekonomian di dalam negeri.
"Mungkin bisa saja menambah valas kita, tapi itu valasnya juga bukan dalam dolar AS kan, sehingga dampak ke dalam negerinya harus dipikirkan," ujarnya.
Menurut dia, bank sentral di keempat negara tersebut harus dilibatkan lebih dalam pada ekosistem QRIS. Sehingga dampaknya akan lebih terasa bagi transaksi di Tanah Air dan khususnya kepada pelaku UMKM yang menjadi pengguna terbesar QRIS.
"Yang saya pikirkan secara lebih luas bagaimana cara meningkatkan transaksi domestik dan bagaimana caranya menarik wisatawan dari asing mengunjungi Indonesia yang tentu bisa meningkatkan ekonomi domestik," ucapnya.
Adapun Bank Indonesia bersama bank sentral Thailand, Malaysia, Filipina dan Singapura akan segera merealisasikan cross border payments melalui QRIS, Open API, Fast Payment dan mata uang lokal (LCS).
Baca juga: Bank Mandiri tetap andalkan karyawan meski dorong digitalisasi
Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Filianingsih Hendarta dalam konferensi virtual, Kamis (7/7) berharap perjanjian kerja sama dengan empat negara tersebut akan diteken dalam leaders meeting G20 pada November mendatang.
Ia mengatakan empat negara ASEAN ini sudah memiliki infrastruktur transaksi digital, seperti QR payment dan fast payment. Karena itu, katanya, negara-negara tersebut tinggal merealisasikan cross border payments.
"Ketika dunia masih talking, ASEAN Five ini akan menjadi first mover payment connectivity. Nanti bisa melalui QRIS, open API, atau Fast Payment dan semuanya akan dilandasi LCS," kata Filianingsih.
Baca juga: Transaksi QRIS di BNI Java Jazz Festival 2022 meningkat 21,9 persen
Baca juga: Bank Jago sebut fitur QRIS masuk tahap akhir pengembangan
"Harus ada timbal balik penggunaan, misalnya negara Thailand juga menerapkan hal yang sama di empat negara lain yang bisa meningkatkan orang berkunjung ke Indonesia," katanya saat dihubungi Antara di Jakarta, Selasa.
Nailul berpendapat penggunaan QRIS di empat negara ASEAN yakni Malaysia, Thailand, Singapura dan Vietnam merupakan upaya yang bagus karena bisa memudahkan para wisatawan asal Indonesia saat bertransaksi tanpa perlu repot menukarkan uang rupiah ke mata uang negara yang tuju.
Baca juga: BI: 18,7 juta pedagang dan pengguna telah tersambung QRIS
Namun, kebijakan tersebut dinilainya masih sebatas berdampak pada kemudahan transaksi bagi wisatawan Indonesia dan belum berdampak kepada perekonomian di dalam negeri.
"Mungkin bisa saja menambah valas kita, tapi itu valasnya juga bukan dalam dolar AS kan, sehingga dampak ke dalam negerinya harus dipikirkan," ujarnya.
Menurut dia, bank sentral di keempat negara tersebut harus dilibatkan lebih dalam pada ekosistem QRIS. Sehingga dampaknya akan lebih terasa bagi transaksi di Tanah Air dan khususnya kepada pelaku UMKM yang menjadi pengguna terbesar QRIS.
"Yang saya pikirkan secara lebih luas bagaimana cara meningkatkan transaksi domestik dan bagaimana caranya menarik wisatawan dari asing mengunjungi Indonesia yang tentu bisa meningkatkan ekonomi domestik," ucapnya.
Adapun Bank Indonesia bersama bank sentral Thailand, Malaysia, Filipina dan Singapura akan segera merealisasikan cross border payments melalui QRIS, Open API, Fast Payment dan mata uang lokal (LCS).
Baca juga: Bank Mandiri tetap andalkan karyawan meski dorong digitalisasi
Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Filianingsih Hendarta dalam konferensi virtual, Kamis (7/7) berharap perjanjian kerja sama dengan empat negara tersebut akan diteken dalam leaders meeting G20 pada November mendatang.
Ia mengatakan empat negara ASEAN ini sudah memiliki infrastruktur transaksi digital, seperti QR payment dan fast payment. Karena itu, katanya, negara-negara tersebut tinggal merealisasikan cross border payments.
"Ketika dunia masih talking, ASEAN Five ini akan menjadi first mover payment connectivity. Nanti bisa melalui QRIS, open API, atau Fast Payment dan semuanya akan dilandasi LCS," kata Filianingsih.
Baca juga: Transaksi QRIS di BNI Java Jazz Festival 2022 meningkat 21,9 persen
Baca juga: Bank Jago sebut fitur QRIS masuk tahap akhir pengembangan
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022
Tags: