Jakarta (ANTARA) -
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mempersiapkan latihan bagi masyarakat untuk menghadapi potensi gempa dan tsunami di wilayah Sulawesi Selatan.

Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, dalam acara gelar wicara diikuti secara daring di Jakarta, Selasa, mengatakan pihaknya akan memfokuskan kegiatan tersebut di Kabupaten Pinrang.

Kegiatan akan berisi penyampaian informasi potensi gempa di Kabupaten Pinrang, tentang bagaimana info gempa dan peringatan tsunami dikeluarkan dan responnya.

Selain itu terdapat table top excercise, ketika diskenariokan menghadapi gempa kekuatan M 7,5 di Teluk Mandar dan berpotensi tsunami. Dari sana, stakeholder dapat memprediksi apa yang dilakukan Pemda, TNI-Polri, SAR termasuk media.

"Kita melakukan uji sebagai sebuah gambaran seperti apa kemampuan mereka dalam merespon, baru kita siapkan SOP untuk mereka. Kegiatan pasang rambu juga, stimulus dari BMKG dan BPBD, dan susur jalur seolah tsunami terjadi, bagaimana menapaki rute ke tempat selamat," ujar Daryono.

Baca juga: BMKG: Suhu di kaki Gunung Rinjani 12 derajat Celsius

Adapun di wilayah tersebut, kata Daryono, merupakan rawan gempa dan tsunami diakibatkan adanya sesar atau patahan Walanai.

Daryono mengungkapkan adanya di pendapat berkembang mengenai sesar tersebut, pertama mengarah ke arah daerah Pare-Pare Mamasa, Sulawesi Barat. Kemudian ada yang berbelok ketemu dengan sesar naik Mamusu Flores di Teluk Mandar.

Secara historis, wilayah tersebut memunculkan gempa pada 29 September tahun 1997 di mana terjadi gempa besar di Pare-Pare dan sekitarnya, mengakibatkan meninggal 16 orang, luka-luka lebih dari 35, dan rumah rusak berat.

Berdampak ke arah selatan, sampai di sebelah timur Bulukumba, karena adanya jalur patahan aktif, menyebabkan gempa di tahun 1993, juga pada gempa Ulaweng yang merusak.

"Yang pasti dari pantauan aktifitas seismisitasnya, itu daerah Mamasa ke selatan samape Pare-Pare dan timur Bulukumba itu seismisitasnya aktif. Sebelah barat Pinrang, itu kan Teluk Mandar, juga aktif, dan ada sesar naik segmen Somba, tapi juga ada yang bilang itu sesar naik Mamuju Majene, dalam historinya memicu tsunami th 1967 dan 1969 di Sulawesi Barat. Korbannya banyak waktu itu," kata Daryono.

Dapat dikatakan Teluk Mandar merupakan daerah yang pesisirnya rawan tsunami, karena ada sumber gempa yang berpotensi tsunami, dan patahannya naik. Jika patahan naik, da kalau kekuatannya besar, apalagi ditambah longsoran, bisa memicu terjadinya tsunami.

Baca juga: Gempa M5,1 Lampung akibat aktivitas subduksi lempeng, sebut BMKG