Mirae Asset prediksi ekonomi Indonesia tumbuh 5,08 persen di 2022
12 Juli 2022 12:33 WIB
Tangkapan layar Ekonom Senior Mirae Aset Sekuritas Rully Wisnubroto dalam Mirae Asset Second Semester Market Outlook 2022 yang dipantau di Jakarta, Selasa (12/7/2022). (ANTARA/Sanya Dinda)
Jakarta (ANTARA) - Ekonom Senior Mirae Aset Sekuritas Rully Wisnubroto memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia akan tumbuh 5,08 persen year on year pada tahun 2022.
“Pertumbuhan ini sudah mencapai level pertumbuhan normal sebelum COVID-19, didorong oleh konsumsi rumah tangga yang mengalami kenaikan signifikan dibandingkan tahun 2021,” kata Rully dalam Mirae Asset Second Semester Market Outlook 2022 yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Ia memperkirakan konsumsi rumah tangga akan tumbuh hingga 4,81 persen year on year di 2022 atau lebih tinggi dibandingkan 2021 yang sebesar 2,02 persen.
Selain itu, investasi yang diperkirakan tumbuh hingga 6,87 persen juga akan menjadi mesin pendorong pertumbuhan ekonomi terutama mulai semester kedua 2022.
“Ekspor memang masih akan tetap tinggi, meskipun tidak setinggi di 2021. Karena memang kita lihat prospek pertumbuhan ekonomi global sendiri kurang baik, kita lihat harga-harga komoditas ekspor unggulan kita menurun dan impor akan mengalami kenaikan,” imbuhnya.
Ekspor sepanjang 2022 diperkirakan tumbuh 10,31 persen year on year atau lebih lambat dibandingkan pertumbuhan pada 2021 yang sebesar 24,04 persen.
Sementara itu impor diperkirakan tumbuh lebih tinggi dari ekspor yakni sebesar 12,54 persen year on year.
“Dari sisi fiskal, kontribusi dari pengeluaran pemerintah terhadap PDB akan negatif karena pemerintah sedang melakukan konsolidasi untuk mengembalikan defisit APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) ke bawah 3 persen dari PDB,” ucap Rully.
Ia memperkirakan pengeluaran pemerintah akan minus hingga 12,21 persen year on year pada 2022 dan inflasi akan mencapai 4,95 persen year on year di akhir tahun ini.
“Nilai tukar rupiah diperkirakan berada pada level Rp14.550 per dolar AS karena keseimbangan eksternal kita masih cukup baik dan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate akan mencapai 4,00 persen di akhir tahun 2022 sejalan dengan pengendalian inflasi inti,” ujarnya.
Baca juga: Sri Mulyani proyeksi ekonomi RI tumbuh hingga 5,2 persen di semester I
Baca juga: Bank Dunia ungkap kemungkinan ekonomi RI tumbuh 4,6 persen di 2022
Baca juga: Bappenas: Ekonomi RI perlu tumbuh 5,7 persen agar jadi negara maju
“Pertumbuhan ini sudah mencapai level pertumbuhan normal sebelum COVID-19, didorong oleh konsumsi rumah tangga yang mengalami kenaikan signifikan dibandingkan tahun 2021,” kata Rully dalam Mirae Asset Second Semester Market Outlook 2022 yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Ia memperkirakan konsumsi rumah tangga akan tumbuh hingga 4,81 persen year on year di 2022 atau lebih tinggi dibandingkan 2021 yang sebesar 2,02 persen.
Selain itu, investasi yang diperkirakan tumbuh hingga 6,87 persen juga akan menjadi mesin pendorong pertumbuhan ekonomi terutama mulai semester kedua 2022.
“Ekspor memang masih akan tetap tinggi, meskipun tidak setinggi di 2021. Karena memang kita lihat prospek pertumbuhan ekonomi global sendiri kurang baik, kita lihat harga-harga komoditas ekspor unggulan kita menurun dan impor akan mengalami kenaikan,” imbuhnya.
Ekspor sepanjang 2022 diperkirakan tumbuh 10,31 persen year on year atau lebih lambat dibandingkan pertumbuhan pada 2021 yang sebesar 24,04 persen.
Sementara itu impor diperkirakan tumbuh lebih tinggi dari ekspor yakni sebesar 12,54 persen year on year.
“Dari sisi fiskal, kontribusi dari pengeluaran pemerintah terhadap PDB akan negatif karena pemerintah sedang melakukan konsolidasi untuk mengembalikan defisit APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) ke bawah 3 persen dari PDB,” ucap Rully.
Ia memperkirakan pengeluaran pemerintah akan minus hingga 12,21 persen year on year pada 2022 dan inflasi akan mencapai 4,95 persen year on year di akhir tahun ini.
“Nilai tukar rupiah diperkirakan berada pada level Rp14.550 per dolar AS karena keseimbangan eksternal kita masih cukup baik dan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate akan mencapai 4,00 persen di akhir tahun 2022 sejalan dengan pengendalian inflasi inti,” ujarnya.
Baca juga: Sri Mulyani proyeksi ekonomi RI tumbuh hingga 5,2 persen di semester I
Baca juga: Bank Dunia ungkap kemungkinan ekonomi RI tumbuh 4,6 persen di 2022
Baca juga: Bappenas: Ekonomi RI perlu tumbuh 5,7 persen agar jadi negara maju
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022
Tags: