Kamboja (ANTARA) - Raja Kamboja Norodom Sihamoni pada Sabtu (9/7) mengikuti acara penanaman pohon di wilayah barat laut negara itu untuk memperingati Arbor Day, atau Hari Penanaman Pohon, setelah dua tahun berturut-turut acara tersebut tidak diadakan akibat COVID-19.

Acara Arbor Day itu juga dihadiri oleh sejumlah pejabat senior pemerintah, anggota parlemen, dan diplomat asing, serta pemangku kepentingan terkait dan ribuan masyarakat setempat serta mahasiswa.

Berbicara pada sebuah seremoni, Sihamoni mengatakan hutan adalah sumber daya alam yang penting bagi kehidupan manusia dan satwa, seraya mengungkapkan bahwa penghijauan merupakan investasi hijau di alam yang memberikan banyak manfaat bagi semua makhluk di planet ini.
Dia menyebutkan bahwa penanaman pohon dapat dilakukan di kelenteng, tempat umum, destinasi wisata, dan lahan di sepanjang jalur pedesaan, jalan nasional, dan kanal


"Kita harus memperhatikan inisiasi ide-ide baru, termasuk kegiatan menanam pohon oleh pasangan baru menikah di taman pernikahan atau taman-taman hutan yang didirikan oleh pemerintah kota atau provinsi atau administrasi kehutanan untuk semua kota, distrik, komune, dan desa," ujar Sihamoni.

Selain itu, Sihamoni juga mengimbau rakyat Kamboja untuk membantu mencegah pembalakan liar, pembukaan hutan dan pembakaran lahan, penjeratan dan perburuan satwa liar, serta kebakaran hutan guna melindungi hutan dan satwa liar untuk anak-anak generasi saat ini dan juga yang akan datang.

Dalam acara tersebut, Menteri Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kamboja Veng Sakhon mengatakan sebanyak 13.940 bibit pohon telah ditanam di lahan seluas 10 hektare di sebuah lokasi restorasi hutan di Distrik Banan, Provinsi Battambang.

Pada tahun 1970-an, tutupan hutan Kamboja telah mencapai 73 persen, namun angka itu terus menyusut akibat penebangan yang berlebihan.