Jakarta (ANTARA) - Akademisi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Boyke Rudy Purnomo mengapresiasi langkah pemerintah yang berpihak dan ingin memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berkolaborasi dengan perbankan BUMN atau Himbara guna menjaga ketahanan ekonomi nasional.

"Pengusaha UMKM di Indonesia sudah terbukti tangguh dalam menghadapi krisis yang terjadi. Banyak pengusaha UMKM Indonesia yang bisa bertahan bahkan sejak krisis moneter 1998 hingga krisis multi dimensi akibat COVID-19," ujarnya melalui keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu.

Boyke menjelaskan kunci pengusaha UMKM bisa bertahan karena social capital atau modal sosial yang kuat. Jika social capital ini dapat disinergikan dengan BUMN akan menjadi menjadi daya ungkit yang cukup besar untuk pemulihan perekonomian nasional pasca pandemi COVID-19.

Menurutnya, apabila hal itu tidak disinergikan akan membuat ekonomi Indonesia tidak memiliki daya tawar yang tinggi di pasar global.

Boyke menilai langkah pemerintah dan perbankan BUMN untuk menambah kredit kepada pengusaha UMKM merupakan bentuk keberpihakan negara.

Namun, ia memandang bahwa bantuan dana tersebut tidak cukup karena jumlah yang sangat banyak dan spektrum pengusaha UMKM sangat luas, tentu permasalahan yang terjadi tidak sama.

"Intervensi yang dilakukan BUMN harus sesuai dengan permasalahan yang terjadi di UMKM. Jika intervensi tidak sesuai dengan permasalahan, maka keberpihakan BUMN ke UMKM hanya sekadar slogan," ucapnya.

Lebih lanjut ia menyatakan bahwa peran Menteri BUMN Erick Thohir dalam mengorkestrasikan UMKM dan perusahaan-perusahaan pelat merah sangat kritikal. Apalagi lagi BUMN diberikan mandat oleh undang-undang untuk berperan sebagai kepanjangan tangan negara dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dan mencari keuntungan yang dapat sejalan dengan bisnis UMKM.

Kini yang dibutuhkan adalah menjadikan UMKM sebagai mitra strategis untuk memperkuat rantai pasok BUMN. Jika rantai pasok sesuai dengan kegiatan usaha BUMN, maka kelangsungan UMKM dapat terus terjaga, sehingga kehadiran UMKM di BUMN tak sekadar menjadi beban, tetapi bersama-sama tumbuh untuk membangun ekonomi Indonesia.

Menurut Boyke, apabila pemerintah mampu mensinergikan dan menjadikan UMKM mitra bisnis strategis BUMN, maka akan membuat perekonomian nasional tumbuh dan semakin tangguh. Dengan menjadikan UMKM mitra bisnis strategis BUMN, dipercaya perekonomian nasional dapat tumbuh 1,0 persen.

"Menjadikan mitra bisnis BUMN akan membuat harga diri UMKM meningkat. Momentum tersebut harus dimanfaatkan agar UMKM dapat memperkokoh perekonomian nasional, sehingga pendekatan tak sekadar kucuran dana CSR atau kredit UMKM," pungkasnya.

Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan dan memberdayakan pengusaha di sektor UMKM, salah satunya melalui tambahan alokasi kredit.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan pembangunan ekonomi suatu bangsa harus seimbang dengan membangun pondasi ekonomi yang kuat melalui ekonomi kerakyatan yang didominasi pengusaha UMKM.

Baginya, kekuatan UMKM tersebut yang dijadikan sebagai rantai pasok yang berkesinambungan untuk memenuhi pemain global.

Dalam riset bertajuk "Dampak Ekonomi dan Sosial Penyaluran KUR di Masa Pandemi" BRIN memperkirakan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) melalui BRI memiliki kontribusi besar dalam menyerap 32,1 juta lapangan kerja.


Baca juga: BUMN dorong peningkatan pembiayaan untuk UMKM
Baca juga: Rumah BUMN Pacitan fasilitasi perluasan pasar UMKM
Baca juga: Hutama Karya dorong UMKM naik kelas melalui Program PUMK