Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri (Menlu) Ukraina Dmytro Kuleba meminta para menteri luar negeri dari negara-negara anggota G20 untuk mendesak Rusia agar mematuhi hukum internasional dan menghormati prinsip-prinsip serta norma-norma global dasar.

"Saya meminta kepada Anda untuk mengambil langkah mendesak dan diperlukan agar Rusia mematuhi hukum internasional dan menghormati prinsip-prinsip serta norma-norma global dasar," kata Kuleba dalam pidatonya di Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 di Bali, yang disiarkan di situs Web Kemenlu Ukraina dan dikutip Antara, Jakarta, Jumat.

Kuleba mengatakan bahwa keamanan pangan dan energi global hanya dapat dicapai melalui penguatan multilateteralisme dan penyatuan upaya komunitas internasional.

Kuleba mengaku sangat mendukung multilateralisme karena gagasan tersebut mendukung kerja sama negara berdasarkan norma, prinsip dan nilai-nilai bersama.

Namun, dia mengatakan multilateteralisme kekurangan satu hal. Gagasan tersebut, kata dia, tidak dapat membentengi diri dari pihak yang menolak norma, prinsip dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dari pihak yang tidak menghormati negara lain dan gagasan multilateralisme itu sendiri. Dia menyebut pihak yang dimaksud adalah Rusia.

Kuleba mengatakan bahwa setelah semua yang dilakukan Rusia dalam setengah tahun terakhir, Rusia, katanya, tidak berhak mengikuti forum internasional apapun.

Negara yang terlibat dalam perang agresif melawan negara tetangganya dan melakukan kejahatan massal terhadap warga sipil, kata dia, seharusnya diberi kursi di pengadilan internasional.

Selama agresinya terhadap Ukraina, Rusia, kata Kuleba, telah menewaskan 344 anak Ukraina. Sedangkan 640 anak lainnya juga mengalami luka-luka.

Imperialisme dan agresi Rusia juga telah merusak arsitektur keamanan global, stabilitas ekonomi dan perdagangan, juga memicu salah satu krisis pangan dan energi paling parah dalam sejarah baru-baru ini, kata menteri luar negeri Ukraina itu lebih lanjut.

Blokade angkatan laut Rusia terhadap pelabuhan-pelabuhan Ukraina telah menghancurkan rantai pasok pangan global dan menyebabkan kerugian terhadap ketahanan pangan global.

Kemudian, Rusia juga, kata dia, telah mencuri gandum Ukraina dan mengebom lumbung pangan negara itu. Pada 6 Juni, pasukan Rusia, katanya, menyerang kompleks terminal gandum terbesar kedua Ukraina di Pelabuhan Mykolaiv sehingga menghancurkan 250-300 ton gandum yang akan diekspor ke seluruh dunia.

Kuleba, mengatakan bahwa tujuan G20 adalah tidak hanya untuk mengidentifikasi permasalahan global paling mendesak, tetapi juga mengambil tindakan yang berani dan tegas untuk menyelesaikan permasalahan itu.

Oleh karena itu, menghentikan kolonialisme Rusia, kata dia, merupakan prioritas nomor satu jika negara-negara anggota G20 ingin mewujudkan stabilitas dan menghindari krisis pangan dan energi lebih dalam.

Untuk itulah, dia meminta kepada negara-negara anggota G20 untuk mengambil langkah darurat untuk mendesak Rusia agar mereka mematuhi hukum internasional, dan menghormati prinsip serta norma-norma global dasar.

"Kita tidak punya hak untuk mengizinkan Rusia untuk lebih jauh memeras dunia melalui ancaman harga energi yang tinggi, kelaparan dan ancaman terhadap keamanan," katanya.

Baca juga: Anggota G20 serukan akhiri perang Ukraina
Baca juga: Menlu Rusia apresiasi peran Indonesia dalam forum internasional
Baca juga: Menlu Retno soroti tanggung jawab dunia untuk akhiri perang Ukraina